Namun jika terus ditanamkan rasa keterpaksaan tersebut pastinya pernikahan itu tidak akan pernah berjalan dengan bahagia. Apalagi hingga hak dan kewajiban yang harusnya dilakukan namun karena keterpaksaan, Â akhirnya hak dan kewajiban itu diabaikan. Pasangan kita jarang ada di rumah dan lebih sering meninggalkan kita dengan alasan tidak ada rasa cinta untuk kita. Ujungnya pasti akan terus ada konflik mengingat kita tidak mendapatkan hak dan kewajiban dari orang yang telah menikahi kita hanya karena pasangan kita terpaksa menikah dengan kita.
Efek kegagalan perjodohan bagi perempuan bisa menimbulkan trauma luar biasa. Ada penyesalan kenapa menerima perjodohan tersebut jika akhirnya berakhir tidak baik sehingga timbul kepercayaan untuk tidak ingin dijodohkan kembali.
Dijodohkan bisa berhasil jika masing-masing pasangan yang dijodohkan siap menerima kekurangan pasangan masing-masing karena niatan ibadah saja tidak cukup jika tidak diimbangi oleh kesiapan keduanya dalam menerima baik buruk pasangannya. Meskipun perjodohan itu tidak didasari cinta, seiring berjalannya waktu jika sama-sama saling menghargai satu sama lain, masing-masing melakukan hak dan kewajibannya ada kemungkinan perjodohan itu akan berhasil. Â Banyak juga kok pasangan yang dijodohkan kemudian menikah dan awet sampai akhir hayatnya.
Selamat menunggu jodoh bagi yang belum mendapatkan pasangan dan selamat menikmati kebersamaan dengan kalian yang sudah mendapat jodoh terbaik yang dipilih Tuhan. Bahagia selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H