Jas merah
Jangan melupakan sejarah
Kata-kata itu pernah diucapkan oleh guru Sejarah saya ketika SMA sebagai kalimat pengingat agar murid-muridnya tidak lupa akan sejarah negeri mereka sendiri apalagi di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan budaya baru yang membuat sejarah lama bisa jadi terkikis oleh sejarah baru.
Kemudian obrolan hari minggu kemarin bersama beberapa kawan literasi kembali mengingatkan lagi tentang Jas Merah. Kami bertiga kebetulan membahas tentang beberapa pahlawan termasuk pahlawan dari daerah sendiri yang ternyata saya hanya tahu nama namun tidak tahu tentang pahlawan tersebut.
Ipik Gandamanah, nama Pahlawan itu. Pahlawan daerah Purwakarta yang ternyata belum banyak dikenal oleh masyarakat daerahnya sendiri. Masyarakat termasuk saya hanya tahu bahwa itu nama jalan namun tidak tahu tentang sejarah beliau.
Raden Ipik Gandamana Sumawinata lahir di Purwakarta, 30 November 1906. Ipik Gandamana kemudian menempuh pendidikan di daerah Banten . Mulai dari bersekolah di  Europeesche Lagere School (ELS) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) , Opleiding School Voor Indische Ambtenaren (OSVIA). Setelah menempuh pendidikannya di Banten kemudian aktif di kepamongprajaan.
Ipik Gandamana ternyata memiliki karier politik yang lumayan banyak dari mulai menjadi Mantri Polisi, Camat, Patih, Bupati, Anggota DPR, Gubernur hingga menjadi Menteri Dalam Negeri.
Dikutip dari wikipedia pada tahun 1931, Ipik Gandamana dilantik menjadi Mantri Kabupaten Jakarta. Pada tahun 1942 menjadi Camat Cibereum Tasikmalaya dan kemudian di tahun 1946 dilantik menjadi Patih Bogor.
Menurut informasi yang saya dapatkan dari buku "Penelusuran Arsip Sejarah Kabupaten Bogor". Ipik Gandamana diangkat menjadi Patih Bogor ketika Wilayah Bogor dalam kondisi yang mencekam dan menegangkan karena tentara Belanda telah menyebar di Bogor sambil menyebarkan paham politik adu domba (de vide impera).
 Di masa penjajahan Belanda ketika menjabat sebagai Patih Bogor, Ipik Gandamana yang berdiri di Pihak Republik kemudian sempat dipenjara dan lalu diasingkan oleh Belanda ke daerah Jasinga Bogor.