Jadi bukan menggunakan saos yang murah dan biasa dijual di pasaran. Karenanya pantas saja disebut mie ayam resto, harga kaki lima tapi kualitas bumbu ala resto.
Setelah pindah bekerja menjadi sales produk minuman, di waktu kosongnya dia gunakan untuk berjualan bakso bakar. Usaha bakso bakarnya sempat rugi karena gerobak bakso bakarnya jatuh oleh angin besar yang sempat terjadi di kota saya beberapa tahun silam.Â
Karena posisinya kepepet tidak punya penghasilan dan hanya punya modal 600 ribu rupiah, kemudian dia belajar tentang proses berjualan mie ayam maupun membuat toping dari youtube.
"Saya Belajar dari Youtube, Di Youtube kan segalanya ada dan kita bisa pelajari"
Kemudian Mas Ridwan terus bereksperimen membuat bahan-bahannya sehingga akhirnya dia menemukan formula yang pas dan kemudian sejak 3,5 tahun lalu dia berani berjualan mie ayam.
Tak disangka banyak sekali masyarakat yang suka dengan mie ayamnya. Meskipun lokasinya bukan di pusat kota namun ternyata banyak masyarakat yang rela datang untuk menikmati mie ayam buatannya. Dan karena banyaknya pembeli, Mas Ridwan kemudian menyewa kios yang lebih luas dari kios sebelumnya.
Selain menjual mie ayam original seharga 10 ribu, pembeli juga bisa menambahkan toping lain seperti bakso, ceker ayam ataupun crispy kulit ayam tentunya dengan harga yang berbeda-beda.
Mie ayam Resto adalah mimpi dari seseorang yang mau berusaha dan mau belajar. Seorang pedagang yang tidak punya pengalaman berdagang namun mau belajar dari adanya aplikasi internet bernama Youtube. Ini membuktikan bahwa internet khususnya Youtube bisa menjadi tontonan yang bermanfaat dan tempat kita belajar membuat sesuatu. Inilah salah satu contoh penggunaan internet yang positif.