Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istri Bekerja, Suami Jangan Jadi Pemalas

16 Desember 2020   22:14 Diperbarui: 17 Desember 2020   06:40 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa ulama sepakat bahwa pemberian nafkah merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan dan terkait dengan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan pokok yang sebelumnya hanya mencakup kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal, saat ini mengalami perluasan, seperti kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian, kewajiban suami dalam menafkahi istri juga bertambah.

Suami adalah tulang punggung dalam keluarga sementara penghasilan istri hanya membantu menutupi kekurangan penghasilan suami. Suami seharusnya jangan malas bekerja, jangan malas mencari nafkah hanya karena kebutuhannya dan kebutuhan rumah tangga sudah tercukupi oleh gaji istrinya. Seorang suami jangan pernah berkata "kamu ini PNS, kamu ini sudah bekerja tetap jadi tidak dinafkahi tidak apa-apa"

Padahal buat seorang istri, meskipun penghasilan suami sedikit namun karena penghasilan itu didapat dari kerja keras suami tentu saja istri menerima penghasilan suaminya itu.

Seorang suami harusnya bersifat lebih terbuka dan jujur kepada istri khususnya dalam hal penghasilan dan keuangan lainnya. Meskipun suami memberi penghasilan bulannya pada istrinya, meskipun penghasilannya sedikit namun tak jarang suami tidak pernah memberi tahu istri tentang pemasukan lain yang dia dapat dari pekerjaannya maupun pemberian dari keluarganya. 

Ketidakterbukaan suami soal keuangan inilah yang bisa menimbulkan konflik rumah tangga apalagi ketika istri tahu dari orang lain tentang uang masuk selain dari gaji tetap suaminya. 

Jangan sampai istri berjuang cari nafkah sendiri sementara di sisi lain suami malah membohongi istrinya dengan berkata tidak punya uang padahal ada uang di dompetnya. 

Lalu sebaiknya jika istri punya penghasilan lebih besar dari suami, seharusnya menjadi motivasi untuk suami agar bekerja lebih ekstra apalagi ada istilah uang istri adalah uang istri tapi uang suami adalah uang istri. Istri itu "dibeli" dari orang tuanya dan wajib dinafkahi. Apalagi mengingat setiap tahun harga kebutuhan pokok dan biaya anak sekolah semakin mahal.

Alangkah baiknya jika penghasilan suami digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan penghasilan istri selain untuk membantu kekurangan juga bisa ditabung untuk keperluan di saat urgent atau untuk di masa depan.

Lalu jika istri bekerja dan suami tidak bekerja sebaiknya seorang suami berbuat sesuatu yang tidak membebani istrinya. Misalnya dengan membuka usaha di rumah ataupun membantu pekerjaan istri di rumah. Apa jadinya jika seorang istri yang bekerja di luar namun juga harus tetap melayani suaminya, mengurusi rumah tangganya sementara suami tidak bekerja dan malah asyik main hp, tidur ataupun ngumpul dengan teman-temannya atau pergi ke rumah keluarganya. 

Betapa berat beban seorang istri sementara suami tidak membantunya sama sekali. 

Harusnya suami lebih peka dan lebih memahami kondisi istrinya yang bekerja. Berusaha membahagiakan istrinya dengan cara membantu pekerjaan rumah disaat istri bekerja ataupun menyenangkan hati istrinya ketika istrinya kelelahan setelah bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun