Mama guru pertama yang mengajarkan saya kesabaran, cinta dan kasih sayang yang tulus, menghargai kebaikan orang lain, menghormati dan selalu bersikap toleransi kepada teman yang berbeda agama dan masih banyak lagi ajaran mama.
Mama adalah pendukung setia atas apapun yang saya lakukan termasuk ketika saya menyukai hobby menulis, bersepeda dan tetiba menjadi fans dari seorang public figure.Â
Mama orang pertama yang dulu sering membelikan saya diary, biar saya tidak kesepian dan bisa menulis apapun yang ingin saya tulis. Mama pula yang mengizinkan saya untuk bersahabat dengan teman SMA yang berbeda agama maupun etnis.Â
Mama pula yang membelikan saya sepeda agar saya bisa mewujudkan mimpi saya bersepeda Purwakarta - Jakarta. Mama pula yang mengizinkan saya untuk menjadi "pengagum" dari salah satu publik figure yang sinetronnya dulu sering mama nonton.
Karena mama-lah saya mau berjuang mewujudkan mimpinya melihat saya menjadi PNS, meski harus melewati suka dan duka selama sepuluh tahun menjadi tenaga honorer.Â
Mama lah yang selalu memberikan motivasi dan merasa yakin kalau impiannya tercapai. Dan alhamdulilah tercapai meski disaat mama sudah pergi untuk selama-lamanya.
Seperti di tulisan  atau puisi dalam foto dibawah ini yang saya buat tepat setahun kepergian mama :
Sudah tujuh tahun saya kehilangan mama untuk selama-lamanya. Meskipun mama sering hadir dalam mimpi tetap sedih dan rindu yang dirasa apalagi kini hidup sendiri jauh dari keluarga. Kehilangan dan kerinduan tak akan pernah bisa dihapus apalagi dilupakan meski sudah tidak bersama.
Mama, Guru pertamaku dan guru kehidupan yang aku rindukan.
Sayang mama selamanya.
*Al-fatihah untuk mama dan juga bapak disana.