Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Yang Terjadi Ketika Sekolah Sepi

21 Agustus 2020   21:13 Diperbarui: 22 Agustus 2020   05:08 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi foto : www.republika.go.id

Ruangan kelas otomatis kosong tidak terisi oleh murid. Begitu juga dengan ruang perpustakaan, ruang ekstrakurikuler dan ruangan-ruangan penunjang pembelajaran. Yang biasanya di isi oleh para murid dari pagi sampai sore (karena sekolah kami dua shift pagi - siang) kini benar-benar tak terisi sama sekali.

Ruangan kelas pun selalu tertutup, dikunci dan gelap. Ruangan kelas yang setiap harinya dibersihkan oleh piket siswa, kini benar-benar kotor. Petugas kebersihan sekolah pun karena hanya ada 2 orang. Mereka ditugaskan hanya untuk menjaga kebersihan ruang guru, kepala sekolah dan staff dan petugas kebersihan yang satu lagi untuk lingkungan sekolah dan toilet siswa. Mereka berdua tidak sanggup bekerja ekstra untuk membersihkan ruang kelas yang jumlahnya sekitar 15 ruang kelas. Banyak ruangan dan bangunan yang rusak karena kosong tak terisi.

Dokumentasi foto : www.republika.go.id
Dokumentasi foto : www.republika.go.id
Karena bangunan sekolah sering kosong kemudian timbul cerita-cerita seram yang dialami oleh rekan-rekan saya. Awalnya kami pikir itu hanya ilusi kami saja namun ternyata benar-benar di alami langsung oleh beberapa teman kerja saya. 

Dari mulai melihat salah satu kursi ruang Bimbingan Konseling yang tetiba pindah tempat, teman yang ditepuk ketika jalan dari gerbang hingga kantor, suara-suara aneh dan suara tawa dari lantai dua hingga teman yang menemukan badannya dengan dua telapak tangan di punggung dan di lehernya sesuai dari  di ruangan dekat kantor guru. Padahal itu terjadi di siang hari.

Sejak adanya kejadian itu, saya dan beberapa kawan tidak ada yang berani sendirian di kantor. Kami sering janjian untuk jam datang dan barengan ketika pulang. 

Apalagi terjadi pembatasan yang datang ke sekolah selama new normal ini. Kantor staff yang biasa berisi 6 orang pekerja, kini di kegiatan sekolah online, setiap hari hanya 3 orang yang selalu ada di sekolah (kecuali staf PNS harus datang setiap hari).

Begitu juga para guru, yang datang ke sekolah sesuai jam pelajaran mengajar mereka. Ruang guru yang biasa penuh, kini hanya beberapa guru saja yang mengisi ruang guru. Saya pun karena pada dasarnya penakut, baru berani masuk ruang kantor setelah rekan yang lain berada di kantor.

Selain itu akhirnya kami pun setiap berada di ruangan selalu membaca ayat-ayat al-quran dan juga memasang lantunan suara orang mengaji dari youtube. Itu dilakukan agar ruangan tempat kerja kami tidak terlalu sepi banget. Sementara di kegiatan sekolah normal, para siswa lah bersama guru yang mengajar jam pertama, setiap pagi hari melakukan pengajian bersama-sama.

Sekolah sepi tanpa aktivitas karena kegiatan pembelajaran jarak jauh tidak hanya berdampak pada murid tapi juga berdampak pada bangunan dan lingkungan sekolah. Selain itu berdampak pula pada banyaknya biaya yang harus dikeluarkan sekolah untuk perawatan maupun mengganti bagian dari prasarana sekolah yang rusak karena jarang digunakan.

Di era new normal ini aktivitas belajar di sekolah belum diizinkan sementara tempat wisata maupun mall-mall sudah dibuka kembali. Padahal di era new normal ini sebaiknya sekolah di buka kembali meskipun hanya seminggu dua kali ataupun seminggu sekali tentunya dengan pembatasan jumlah siswa dan protokol kesehatan yang harus dilakukan. 

Seperti yang biasanya satu meja dua orang, kini sendirian. Jam pembelajaran dikurangi dan istirahat ditiadakan, siswa memakai masker dan wajib mencuci tangan dan jarak meja yang dibatasi lebih dari satu meter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun