Sepedanya sangat nyaman dan ringan ketika dipakai. Karena alasan itulah saya memilih sepeda Federal untuk membantu mewujudkan mimpi saya bersepeda ke Jakarta.
Tanggal 04 Februari 2015 dibantu oleh teman-teman pesepeda Purwakarta dan Karawang, saya dan delapan kawan saya pun bersepeda untuk mewujudkan mimpi saya meski start awalnya bukan dari kota saya Purwakarta melainkan dari Karawang. Bukan cuma mimpi saya yang terwujud namun saya banyak menemukan pelajaran berharga selama perjalanan mewujudkan mimpi itu.
Bagaimana teman-teman sesama federalis di daerah yang kami lalui membantu perjalanan saya dan kawan-kawan. Kami di kawal selama perjalanan. Bahkan ketika saya mengalami kram parah di saat posisi sudah sampai di perbatasan Bekasi -- Jakarta, oleh petouring sepeda senior yang sudah banyak pengalaman bersepeda touring, Om Bambang Trave saya pun bersepeda sambil ditarik dari depan dengan menggunakan tambah oleh beliau dan sepedanya.
Sungguh luar biasa sekali beliau. Begitu pula ketika tiba di Jakarta tepatnya di lapangan Monas, saya dan kawan-kawan disambut dengan hangat oleh ketua MTB Federal, Widhi Nugroho maupun Federalis Jakarta. Kami dijamu dengan banyak makanan dan juga cerita. Dari pengalaman itu saya pun jadi faham, bahwa tujuan hobby bersepeda adalah yang utama bukanlah untuk unjuk diri tapi untuk ajang silaturahmi dan memperbanyak saudara. Itulah jati diri yang sesungguhnya dari pesepeda khususnya federalis. Terwujudnya mimpi bersepeda ke Jakarta pun pernah saya ceritakan ke dalam tulisan yang kemudian dimuat di salah satu media cetak nasional.
Fedy Purple bukanlah lagi sepeda biasa buat saya. Melainkan bagian dari kehidupan saya.
Bagian dari jati diri saya. Bagaimana saya memperlakukan sepeda saya seperti bagian dari tubuh saya. Sepeda itu saya buat sebagus mungkin sesuai dengan yang saya inginkan. Saya sering bersihkan sepeda itu. Jika ada kerusakan kecil pun langsung saya bawa ke bengkel langganan. Sepeda ini menjadi partner saya ketika olahraga, touring maupun bersepeda ke kantor. Â Segala medan jalan pernah saya lalui dengan sepeda ini termasuk ketika mengikuti salah satu event di area kebun teh PangalenganÂ
Dari Fedy Purple saya pertama kali merasakan rasa jatuh cinta pada benda ciptaan manusia.
Pernah saya vakum ketika mengalami sakit parah hingga harus berhenti sepedahan sekitar tiga tahunan. Beberapa kawan berpikir Fedy Purple sudah saya jual. Padahal saya hanya menjual beberapa aksesoris sepeda itu seperti rak belakang maupun tasnya karena saya sudah tidak bisa bersepeda touring lagi. Sementara sepedanya masih saya simpan di ruang belakang rumah saya dan tentunya masih rutin saya bersihkan meski tidak bisa saya gunakan di saat saya vakum dari sepedahan.
Sampai kini sepeda itu masih ada dan akan menemani saya selama saya hidup di dunia ini. Masih saya gunakan walaupun sekedar untuk olahraga maupun bersepeda ke kantor. Meskipun pernah ada yang menawar untuk dijual tetapi tidak akan saya jual.Â