Sepeda itu Jati diri bukan Unjuk Diri ~ Willy Oscar
Kalimat itu saya baca dari status teman sepeda di beranda media sosial saya dan kalimat itu menarik perhatian saya.
Bersepeda kini menjadi aktivitas paling diminati di masa new normal ini. Harga sepeda pun melambung tinggi dan hampir semua masyarakat Indonesia khususnya di perkotaan punya sepeda baik itu sepeda yang harga terendah maupun yang paling mahal. Beberapa selebritas maupun publik figure pun sering posting kegiatan bersepeda di akun media sosialnya.
Sepeda itu Jati diri
Untuk kalangan pecinta / hobby bersepeda, Sepeda itu Jati diri. Banyak pesepeda yang menjadikan sepeda mereka sebagai bagian dari jati diri mereka. Entah itu mereka yang hobby bersepeda dengan sepeda onthel, sepeda gunung, sepeda lipat maupun sepeda touring. Â Saya sendiri dari tahun 2015 memilih sepeda touring yang memang sudah menjadi bagian dari jati diri saya.
Semua itu diawali dari pertengahan Desember 2014 pertama kali saya berkenalan dengan teman-teman federalis di area Bendungan Walahar Karawang. Â Waktu itu teman-teman dari Federalis Bekasi dan sekitarnya berkumpul dengan pesepeda dari Karawang dan Purwakarta. Tujuannya jelas untuk mempererat silaturahmi antar sesama pesepeda.
Dari kumpulan itu saya melihat teman-teman federalis dengan sepeda tuanya yang kemudian di modif sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Bahkan ada juga yang membiarkan sepedanya apa adanya tanpa mengalami modifikasi. Saya saat itu penasaran kenapa mereka menggunakan sepeda tua yang sudah tidak diproduksi lagi sementara di sisi lain sudah banyak sepeda model baru di tahun itu.
Pertemuan itu membuat saya berkenalan dengan pesepeda Bekasi dan Karawang dan silaturahmi berlanjut. Suatu hari setelah acara itu, saya berkunjung ke salah satu pesepeda Karawang dan melihat beberapa koleksi sepeda Federal nya. Dan saya pun tertarik untuk memiliki sepeda merk Federal apalagi salah satu mimpi saya adalah ingin bersepeda ke Jakarta. Mimpi saya ketika mulai aktif sepedahan dari tahun 2012.
Sepeda Federal menurut informasi yang saya baca dari postingan Facebook di group MTB Federal pertama kali dibuat di Indonesia tahun 86-an dan sudah tidak diproduksi lagi pada tahun 1996. Artinya pembuatan sepeda Federal hanya berjalan selama 10 saja. Namun meski tak lama, sepeda ini di produksi banyak hampir 500.000 sepeda setiap bulannya. Itu karena merk ini satu-satunya memproduksi jenis sepeda MTB. Kemudian merk ini memproduksi sepeda sport dan juga sepeda untuk touring. Sepeda Federal memiliki banyak tipe, dari yang saya baca di media sosial, sepeda ini memiliki lebih dari 40 tipe sepeda. Kini sepeda Federal dikenal sebagai sepeda touring. Banyak pesepeda yang memilih sepeda Federal untuk touring ke beberapa daerah bahkan dipakai saat gowes mudik ke kampung halamannya.
Mencari sepeda Federal ternyata bukan perkara mudah. Apalagi sepeda Federal asli adalah yang memiliki nomor seri di rangka sepedanya. Kalaupun ada ternyata harganya tinggi dan ada di luar kota. Untungnya ketika bulan Januari 2015 tidak sengaja saya melihat sepeda Federal di kontrakan milik tetangga baru saya dan sepedanya jarang dipakai. Sepedanya pun ketika saya bilang mau membeli sepedanya, dia jual dengan harga Rp. 175.000,- . Sepeda Federal itu tipenya Tourino Terrain, itu saya tahu ketika saya tunjukkan Nomor serinya yang terletak di bawah rangka dekat pedal.
Sepedanya sangat nyaman dan ringan ketika dipakai. Karena alasan itulah saya memilih sepeda Federal untuk membantu mewujudkan mimpi saya bersepeda ke Jakarta.
Tanggal 04 Februari 2015 dibantu oleh teman-teman pesepeda Purwakarta dan Karawang, saya dan delapan kawan saya pun bersepeda untuk mewujudkan mimpi saya meski start awalnya bukan dari kota saya Purwakarta melainkan dari Karawang. Bukan cuma mimpi saya yang terwujud namun saya banyak menemukan pelajaran berharga selama perjalanan mewujudkan mimpi itu.
Bagaimana teman-teman sesama federalis di daerah yang kami lalui membantu perjalanan saya dan kawan-kawan. Kami di kawal selama perjalanan. Bahkan ketika saya mengalami kram parah di saat posisi sudah sampai di perbatasan Bekasi -- Jakarta, oleh petouring sepeda senior yang sudah banyak pengalaman bersepeda touring, Om Bambang Trave saya pun bersepeda sambil ditarik dari depan dengan menggunakan tambah oleh beliau dan sepedanya.
Sungguh luar biasa sekali beliau. Begitu pula ketika tiba di Jakarta tepatnya di lapangan Monas, saya dan kawan-kawan disambut dengan hangat oleh ketua MTB Federal, Widhi Nugroho maupun Federalis Jakarta. Kami dijamu dengan banyak makanan dan juga cerita. Dari pengalaman itu saya pun jadi faham, bahwa tujuan hobby bersepeda adalah yang utama bukanlah untuk unjuk diri tapi untuk ajang silaturahmi dan memperbanyak saudara. Itulah jati diri yang sesungguhnya dari pesepeda khususnya federalis. Terwujudnya mimpi bersepeda ke Jakarta pun pernah saya ceritakan ke dalam tulisan yang kemudian dimuat di salah satu media cetak nasional.
Fedy Purple bukanlah lagi sepeda biasa buat saya. Melainkan bagian dari kehidupan saya.
Bagian dari jati diri saya. Bagaimana saya memperlakukan sepeda saya seperti bagian dari tubuh saya. Sepeda itu saya buat sebagus mungkin sesuai dengan yang saya inginkan. Saya sering bersihkan sepeda itu. Jika ada kerusakan kecil pun langsung saya bawa ke bengkel langganan. Sepeda ini menjadi partner saya ketika olahraga, touring maupun bersepeda ke kantor. Â Segala medan jalan pernah saya lalui dengan sepeda ini termasuk ketika mengikuti salah satu event di area kebun teh PangalenganÂ
Dari Fedy Purple saya pertama kali merasakan rasa jatuh cinta pada benda ciptaan manusia.
Pernah saya vakum ketika mengalami sakit parah hingga harus berhenti sepedahan sekitar tiga tahunan. Beberapa kawan berpikir Fedy Purple sudah saya jual. Padahal saya hanya menjual beberapa aksesoris sepeda itu seperti rak belakang maupun tasnya karena saya sudah tidak bisa bersepeda touring lagi. Sementara sepedanya masih saya simpan di ruang belakang rumah saya dan tentunya masih rutin saya bersihkan meski tidak bisa saya gunakan di saat saya vakum dari sepedahan.
Sampai kini sepeda itu masih ada dan akan menemani saya selama saya hidup di dunia ini. Masih saya gunakan walaupun sekedar untuk olahraga maupun bersepeda ke kantor. Meskipun pernah ada yang menawar untuk dijual tetapi tidak akan saya jual.Â
Dari mengenal sepeda ini saya mengenal salah satu komunitas sepeda yang memiliki rasa kekeluargaan yang kuat. MTB Federal Indonesia. Kemanapun kita bersepeda akan ada federalis dari chafter komunitas daerah yang kita lalui. Mereka akan menyambut dan menerima kita bagaikan saudara.
Jadi cintai sepedamu seperti kamu mencintai orang yang kamu sayang. Rawat dan jaga dia. Jangan jadikan sepedamu sekedar alat untuk unjuk diri atau sekedar trend semata tapi jadikan sebagai partner atau kawan baikmu yang harus kamu jaga dan juga dirawat.
Salam sepeda satu juta manfaat dan sejuta sahabat.
Salam Federal Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H