Mohon tunggu...
Mira andani
Mira andani Mohon Tunggu... Mahasiswa - miraa

hidup mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Peduli Kesehatan Mental Pelajar di Masa Pandemi Covid-19

21 April 2022   12:53 Diperbarui: 21 April 2022   13:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena berdasarkan data yang diperoleh dari survey yang dilakukan oleh BNPB, menunjukkan bahwa sekitar 47% anak usia sekolah di Indonesia mengalami bosan untuk tinggal di rumah, 35% merasakan kekhawatiran akan tertinggal pelajaran, 15% anak merasa tidak aman untuk belajar di rumah, 20% rindu kepada teman-teman sekolahnya, dan 10% merasakan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi keluarganya. 

Hal-hal tersebut memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah dkk terhadap efek e-learning yang mana sasaran respondennya adalah anak usia sekolah mulai dari jenjang SMA sampai Perguruan Tinggi. Dan hasilnya mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara e-learning di saat pandemic ini dengan kesehatan mental pelajar. 

Karena ditemukan dalam mayoritas responden tersebut memiliki gejala-gejala yang sama yang mengindikasi terjadinya penurunan kesehatan mental pelajar. Gejala tersebut diantaranya adalah menurunya mental dan meningkatnya kecemasan dan kekhawatiran para pelajar.

 Kemudian, berdasarkan hasil kuisoner terdapat keluhan-keluhan yang diprediksikan menjadi sebab dari menurunnya mental para pelajar tersebut yang mana diantaranya adalah 1) kurangnya waktu istirahat yang diakibatkan karena tugas-tugas yang menumpuk, 2) meningkatnya intensitas untuk selalu melihat HP atau Laptop sehingga menyita waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, 3) meningkatnya rasa malas dan hilangnya motivasi untuk belajar, 4) sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran, 5) timbul rasa cepat lelah dalam segala aktivitas, dan 6) kurang bisa dalam membagi waktu.

Kondisi demikian tidak boleh terus dibiarkan dengan tanpa tindakan apapun, karena dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang lebih fatal. Pemahaman akan pentingnya kesehatan mental ini tidak hanya perlu diketahui oleh para pelajar saja, namun juga penting untuk diketahui pemerintah, pihak sekolah, orang tua dan anggota keluarganya. Hal yang bisa dilakukan pemerintah pertama kali adalah dengan memberikan sosialisasi secara massif terkait sistem PJJ yang efektif dengan tidak memberikan beban kepada para pelajar yang berlebihan. 

Selain itu, harus diterapkannya sanksi bagi para sekolah yang tidak menjalankan protocol pembelajaran dari pemerintah agar tidak ditemukannya lagi para guru yang memberikan beban terlalu berlebihan kepada para pelajar tersebut. Jika peran dari pemerintah sudah termasifkan kepada pihak-pihak sekolah, selanjutnya yang harus dilakukan oleh sekolah adalah dengan memberikan sosialisasi kepada orang tua berupa penguatan sistem pendidikan yang harus dilakukan di rumahnya seperti apa. Karena, yang menjadi pusat utama, pendorong utama, dan penguat ketika dalam keadaan seperti ini adalah diri sendiri serta anggota keluarga disekitarnya, jadi peran keluarga memang harus dioptimalkan. 

Meskipun memang diyakini bahwa pengasuhan serta pendampingan belajar anak selama masa pandemic ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para keluarga dan orang tua, namun saat ini keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang vital dalam dalam mendukung proses pembelajaran anak dirumah agar kesehatan mental anak selama pandemic ini tetap terjaga. 

Alangkah lebih baiknya apabila dari pihak pemerintah dan sekolah saling berkolaborasi dalam menciptakan adanya penyediaan layanan kesehatan mental bagi para pelajar di Indonesia. Karena, sebenarnya cara ini sudah berhasil diterapkan oleh banyak negara-negara maju untuk menurunkan berbagai permasalahan mental pelajar terkait pandemic ini.

Stigma negative terkait kesehatan fisik yang lebih utama daripada kesehatan mental itu harus segera dihapuskan, karena yang harusnya ditanamkan dalam diri setiap orang adalah fisik yang sehat terlahir dari mental yang sehat pula. 

Untuk itu, diperlukan adanya kolaborasi sejak dini dari masyarakat, pemerintah, sekolah, serta anggota keluarga terutama dalam menjaga mental sehat anak agar esensi daripada pembelajaran tetap dapat dirasakan dan hal-hal yang bukan menjadi keinginan dapat terhindarkan.

Penulis : Mira andani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun