Mohon tunggu...
Mira andani
Mira andani Mohon Tunggu... Mahasiswa - miraa

hidup mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Peduli Kesehatan Mental Pelajar di Masa Pandemi Covid-19

21 April 2022   12:53 Diperbarui: 21 April 2022   13:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pelajar harus lebih berusaha keras untuk bisa mengerti dan fokus terhadap tanggung jawabnya, terlepas dari banyaknya faktor yang yang turut mendukung efektif atau tidaknya proses pembelajaran tersebut. 

Terlebih lagi, mereka harus menyaksikan secara langsung dampak dari covid-19 ini terhadap orang tua atau anggota keluarganya baik itu dampak fisik, ekonomi, dan psikologi.

Proses adaptasi seorang anak ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor usia, kematangan, dan tahap perkembangan. Oleh karena itu, reaksi atau respon yang diberikannya terhadap PJJ ini pula berbeda-beda. Misalnya pada anak usia dini, pemberlakuan PJJ dan keharusannya untuk belajar di rumah merupakan suatu kesempatan yang menggembirakan. 

Karena, dengan begitu mereka akan memiliki banyak waktu untuk bermain bersama teman dan berkumpul dengan orang tua serta anggota keluarga mereka. 

Namun, kemampuan resonansi psikologis bagi anak usia dini terhadap apa yang dirasakan oleh orang tuanya pula sangatlah tinggi. Oleh karena itu, secara tidak langsung mereka juga akan merasakan kecemasan, ketakutan, dan stress yang juga dialami oleh orang tuanya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa masalah mental yang dimiliki oleh anak usia dini lebih dipengaruhi secara otomatis oleh apa yang dirasakan atau dialami oleh orang tua mereka. 

Sebaliknya, pada pelajar yang sudah memasuki usia sekolah dasar sampai usia di atasnya, adanya pembatasan aktivitas di luar rumah merupakan suatu kondisi yang sangat tidak menggembirakan untuk mereka, karena dengan begitu mereka tidak lagi dapat menjalankan aktivitas-aktivitas sosialnya di luar rumah. Yang mana mereka sudah mulai merasa bahwa aktivitas-aktivitas sosial di luar rumah itu merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mereka dapat menemukan keeksistensiannya. 

Selain itu, bagi para pelajar yang sudah mencapai ke tingkat yang paling tinggi yaitu mahasiswa, adanya pembatasan sosial dan pemberlakuan PJJ ini merupakan suatu musibah bagi mereka. Karena, ruang gerak mereka sebagai mahasiswa utuh akan berkurang. 

Selain itu, kegiatan yang umumnya dilakukan secara offline, ketika dilakukan secara online memilik penurunan esensi. Jadi, untuk pelajar yang memasuki usia remaja hingga dewasa lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental atas diberlakukannya sistem PJJ ini.

Hal-hal sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, didukung pula oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang ada di negara lain selain di Indonesia. 

Salah satunya yaitu adalah hasil penelitian yang dipublikasikan oleh JAMA Pediatrics Journal yang dilakukan di China dengan melibatkan sejumlah anak usia sekolah yang menjalani proses PJJ ini. Yang mana, mereka menunjukan beberapa gejala tekanan emosional dengan persentase sebesar 22,6% dari anak yang diobservasi mengalami gejala depresi dan 18,9% mengalami kecemasan. 

Selain itu, hal serupa dirasakan oleh anak usia sekolah yang ada di Amerika Serikat, karena berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Centre For Disease Control (CDC) menunjukan bahwa sebesar 7,1% anakanak dengan usia 3-17 tahun telah didiagnosis mengalami kecemasan dan 3,2% nya mengalami depresi. Adapun untuk di Indonesia sendiri, implementasi dari kebijakan PJJ ini sangat berdampak signifikan bagi kesehatan mental para pelajar dengan derajat yang bervariasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun