Analogi sederhana tentang seseorang terpilih dapat menjadi penjelasan menarik. Boleh saja, misalnya seseorang terpilih sebagai Presiden Indonesia oleh 53 persen pemilih. Apakah ia nanti menjadi Presiden Indonesia sebatas melayani pemilihnya yang berjumlah 53 persen? Tentu saja tidak. Ketika seseorang terpilih menjadi Presiden Indonesia, dipilih 51 persen, 53 persen atau berapapun, ia adalah pelayan seluruh rakyat Indonesia, yang memilih dan yang tidak memilihnya. Ketika terpilih ia adalah Presiden seluruh rakyat Indonesia.
Demikianlah logikanya. Dan sebenarnya masyarakat memahaminya. Hanya segelintir orang yang berusaha mengaburkan pemahaman dan  persoalan sebagian bagian dari persaingan konstestasi.
Pemimpin pada akhirnya dilihat, dihargai dan dinilai dari apa yang telah dilakukan serta dikerjakan demi kepentingan rakyat. Jika sepenuhnya mengabdi kepada rakyat, ia akan dicintai rakyatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H