Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghargai "The Unsung Hero" dalam Kehidupan

29 Juni 2022   11:33 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:41 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Udah mau magrib, orang-orang bakal datang, siap-siap sholat" tambahnya. 

Dengan perasaan terpaksa, juga campuran tak enak dan kepala pening, saya mengambil wudhu.

Singkat cerita, selesai salat saya beranikan diri mendatanginya dan meminta maaf lantas menceritakan tentang kondisi yang sedang saya hadapi. Ia mengangguk-angguk, mendengarkan dengan khidmat, layaknya seorang murid yang mendengarkan petuah gurunya.

Tanpa dinyana, ia berkata: 

"Tinggal aja di sini, nak, sampai dapat kontrakannya. Sekalian bantu-bantu, ya"  

Saya berkaca-kaca dan nyaris merangkulnya. Tiga hari saya tinggal di masjid bersamanya, sesekali membantunya mengepel, menyapu, dan menyikat toilet kamar mandi.  Yang membuat saya paling terenyuh, ia selalu menyediakan nasi bungkus untuk saya setelah pulang kerja.

Hingga akhirnya saya mendapat kost-an murah dekat kantor. Tidak bisa tidak saya mesti mengabarinya dan mengucapkan selamat tinggal serta menghaturkan terima kasih yang tak terhingga. Ia, ketika itu, saya ingat betul, tersenyum dan melambaikan tangan.

Tujuh tahun sudah kejadian itu berlalu. Saya tidak pernah lagi ke masjid tersebut, pun sekadar untuk bersilaturahmi dengan pak Marbot [namanya saya rahasiakan], salah satu the unsung hero dalam hidup saya. Apa yang menahan saya? Mungkinkah saya begitu bebal karena menganggap kebaikan orang cukup diingat sambil lalu? Boleh jadi.

Ataukah empati saya sudah terkuras akibat terlalu banyak pertimbangan bahwa kenal sama orang itu harus ada untung-ruginya? Dan kenapa juga saya harus mengucapkan "SELAMAT TINGGAL" ketika itu? Padahal jumlah orang baik di lingkaran pergaulan saya tidak pernah terbilang banyak? Entahlah. Dada saya tiba-tiba sesak.

Anda pernah punya pengalaman bertemu the unsung hero dalam tempat dan waktu berbeda seperti saya? Semoga Anda jauh lebih baik dalam menghargai mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun