Sementara Bibit, cocok untuk investor pemula. Pasalnya, untuk memudahkan para newbie Bibit punya fitur "Robo Advisor" yang bisa mengarahkan kita memilih produk reksadana sesuai dengan profil, pendapatan, status pekerjaan, dan tujuan investasi serta finansial.
Dengan demikian, di Bibit kita tidak akan salah pilih produk reksadana karena fitur "Robo Advisor" sudah menganalisis secara otomatis, apa produk reksadana yang paling recommended buat Anda. Meski begitu, kita juga tetap dibebaskan kok untuk memilih produk reksadana yang diinginkan di Bibit. Sekiranya kalau Anda memang sudah mulai mahir menganalisis.Â
Pada aspek ini, Bibit memiliki menyetor dana atau membeli reksadana yang lebih variatif. Bisa lewat e wallet seperti Go Pay dan LinkAja, lewat Virtual Account bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, Bank BRI, BNI, dan Permata, hingga transfer bank manual. Sementara itu, Bareksa hanya bisa top up dengan OVO dan transfer bank manual.
Bibit dan Bareksa, menariknya sama-sama menggratiskan fee, baik saat menjual maupun membeli reksadana. Cara pencairan (withdraw) keduanya pun mudah. Kita tinggal klik saja "jual" dan pastikan rekening bank pencairan yang telah didaftarkan saat registrasi sesuai. Untuk menunggu dana masuk rekening, Bibit dan Bareksa juga biasanya mengikuti hari aktif pasar bursa, yaitu maksimal 5 hari kerja.
Jadi, mudah mana antara Bibit vs Bareksa? Jujur saja, penulis tidak dapat menilai. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun karena penulis seorang newbie, sejauh ini penulis puas dengan Bibit. Baru setelah cukup mahir, mungkin akan mencoba yang lain seperti Bareksa. Bagaimana dengan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H