Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Pelelangan Hiu Ilegal Terbesar di Lombok

20 Oktober 2017   08:31 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:52 3783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pun tak sempat mengkonfirmasi jenis hiu apa saja yang dijajakan di TPI Tanjung Luar tersebut. Apakah termasuk hiu yang dilindungi atau bukan Foto yang diambil teman saya ini bisa dijadikan referensi. Mungkin di antara para pembaca ada yang tahu, apa jenis hiu tersebut

sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
Namun, seperti yang telah disinggung di paragraf awal, ada satu hal mengganggu di TPI ini. Tak lain dan tak bukan hal ini disebabkan banyaknya hiu kecil yang tergeletak, sudah mati, dan juga diperjualbelikan. 

Tiba-tiba saya jadi sentimentil, berpikir bahwa masa depan mereka masih panjang, kok udah mati aja sih. Saya merasa sedih karena bayi-bayi hiu ini, mungkin penerus dari ibu-bapaknya yang telah ditangkap duluan. Merekalah ujung tombak regenerasi bangsa hiu di Indonesia. 

Ini intinya yang sangat menganggu saya di TPI Tanjung Luar. Menurut DFW-INDONESIA, Ikan hiu sekali setahun bereproduksi dengan jumlah anak hiu yang berkisar pada jumlah 12-41 ekor. Coba dibayangkan  kalau mereka sudah ditangkap sedari kecil, sampai kapan keberadaan hiu bisa bertahan di laut Indonesia? 

Berikut foto-foto hiu kecil yang dijajakan di TPI Tanjung Luar.

sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
sumber: anak dolan
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian pemerintah dan LSM yang bergerak di bidang terkait, untuk mencari solusi agar meminimalisasi bahkan menghilangkan sama sekali, penangkapan hiu-hiu kecil itu. Karena kalau dibiarkan terus menerus terjadi, kerugian akan menimpa semua pihak. Populasi hiu berkurang kemudian punah, nelayan pun kehilangan mata pencaharian. Sementara itu, Indonesia juga akan kehilangan salah satu kekayaan lautnya yang paling berharga.

Akhir kata, perjalanan di Tanjung Luar tetap sangat mengesankan. Nusa Tenggara Barat ibarat taman firdaus yang ada di dunia. Tak berlebihan kiranya jika Lombok, Nusa Tenggara Barat, dapat dianggap merupakan salah satu anugerah Tuhan bagi bangsa Indonesia yang patut disyukuri. Karena itu, sudah seharusnya selain kita nikmati keindahannya, kita juga harus menjaga kelestariannya. 

Foto-foto: koleksi pribadi @anakdolan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun