Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Zidane dalam Keraguan Menghadapi Juventus?

31 Mei 2017   23:14 Diperbarui: 1 Juni 2017   12:38 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zidane, mengangkat trofi World Cup. Pertama kali dalam sejarah sepakbola Prancis. | Image:https://www.fourfourtwo.com

Pernyataan-pernyataan Zidane tersebut menarik disimak karena ia terkesan belum bisa 'move on', seperti masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Sebuah perasaan emosional yang tak menutup kemungkinan akan meleburkan profesionalismenya sebagai pelatih. Di Delle Alpi bersama Del Piero, Conte, Ferrara Vieri, Di Livio, dan sang kompatriot,Deschamps Zidane berkembang. Mencapai kejayaan dan predikat pemain terbaik dunia.

Tapi di Juventus pulalah ia mendapat luka yang tak tersembuhkan, yaitu Liga Champion edisi 1996/1997 dan 1997/1998. Waktu itu Juventus dengan perkasa mencapai final untuk bertemu Borussia Dortmund. Namun dalam pertandingan yang dihelat di Olympiastadion, Munich, Juventus harus takluk dari Die Borussen 3-1. 

Setahun kemudian (1998) ia pun gagal membawa Juventus juara saat klub yang memiliki gelar terbanyak di Serie A ini takluk 0-1 dari klub yang kelak jadi klub barunya, Real Madrid. Itu mungkin satu-satunya hal yang mengganjal dalam dirinya kala berseragam Juventus hingga ia memutuskan hengkang ke Real Madrid pada 2001 dengan memecahkan rekor transfer sebesar 77,5 juta Euro. 

Zidane baru menjuarai Liga Champion sebagai pemain saat dirinya bermain di Real Madrid tahun 2002. | Image: http://www.dailymail.co.uk
Zidane baru menjuarai Liga Champion sebagai pemain saat dirinya bermain di Real Madrid tahun 2002. | Image: http://www.dailymail.co.uk
Dan kini sang maestro harus menghadapi mantan klubnya tersebut. Saling berhadapan untuk menentukan siapa yang terbaik di Eropa. Meski pastinya Zidane sudah bahagia di El Real, baik sebagai pamin maupun pelatih tapi berdasarkan semua fakta di atas, mungkinkah ia punya cukup daya atau nyali untuk menghancurkan mantan klub yang pernah membantu mengembangkan kariernya? Dengan segala nostalgia dan luka yang menganga akibat gagal membawa Juventus juara di final Liga Champion tahun 1997 dan 1998 silam? Ah, siapa yang tahu .... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun