Awal pertemuan mereka bermula dari sebuah jejaring sosial yang paling populer di semua kalang , Facebook . Dia Diaz, yang telah merasa menemukan belahan jiwanya melalui jejaring tersebut .
Bagaimana pun dia tidak pernah mengerti akan kenyataan yang sedang dia hadapi sekarang . Mengapa dia begitu percaya pada gadis yang dia kenal lawat dunia maya itu , bagaimana sosok Ipeh telah mampu merubah jalan hidupnya . Dunia malam yang sering dia jalani bersama sahabat-sahabatnya , dunia minuman keras juga obat-obatan terlarang .
Sampai suatu hari dia harus dikeluarkan dari kampusnya karena terlibat perkelahian dengan salah satu dosennya . Diaz yang tidak rela club motornya di hina oleh pak dosen , langsung menghajar habis dosen tersebut . Dan akhirnya dia pun resmi di keluarkan dari kampus dua tahun yang lalu . Setelah itu dia memutuskan untuk tidak berkuliah lagi , kelakuan nakalnya makin fatal karena hampir setiap malam dia menghabiskan malam dengan minuman dan balapan liar .
Neneknya sangat sedih atas keadaan Diaz , tapi di usianya yang sudah renta dia tak mampu berbuat banyak . Hanya mampu berdo’a ke yang Esa , semoga suatu hari Diaz dibukankan pintu hatinya .
Dari Ipeh dia mendapat perhatian lebih yang belum pernah dia peroleh dari orang-orang terdekatnya . Bahkan orang tuanya pun jarang sekali memberi perhatian dengan dalih mereka sibuk berbisnis dari negara satu ke negara yang lainnya .
“ mamah dan papah begini juga untuk masa depanmu juga kelak ! ” . Kata itu yang selalu dilontarakan kedua orang tuanya dikala Diaz menuntut perhatian lebih dari mereka .
Sebenarnya , neneknya yang telah mengurus dia dari usia dua tahun mampu memberikan kasih sayang yang berlimpah tapi bagaimana pun juga itu tidak akan sama dengan kasih sayang dari orang tua sendiri . Memang dari segi materi dia berlimpah namun batinnya sangat miskin akan kasih sayang .
Dan begitu mengenal Ipeh , dia merasa hidupnya lebih berarti . Dengan segala perhatian dan kasih sayang yang di berikan Ipeh walau hanya lewat chat dan sekedar ngobrol di telpon dari mulai mata terbuka dan tertutup kembali . Sedikit sikap buruknya berkurang , dari sana pula muncul lah sebuah niat suci dari hati Diaz untuk meminang gadis itu , walaupun usia Ipeh lebih tua empat tahun darinya . Tak apa lah , bukan kah itu juga sunah Nabi Muhammad ? Diaz membatin .
Dia merasa bahwa semuanya terlalu konyol , bagaimana bisa dia jatuh cinta pada gadis yang sama sekali belum dia temui di dunia nyata . Dan dari hari ke hari rasa itu terus tumbuh hingga berbuah menjadi rasa rindu yang teramat dalam jikalau sehari saja mereka tidak berkomunikasi . Dunia Diaz terasa hampa ketika si gadis mulai mencuekannya , apa lagi ketika si gadis sudah tak mau menerima telpon darinya lagi .
“ akh , Gue kira gue sudah gak waras ! ” . Gumamnya .
Ipeh sendiri adalah seorang gadis manis yang penuh dengan kesederhanaan , sekarang dia tengah berkuliah di Singapur . Sebenarnya dia bukan berasal dari keluarga kaya tapi karena kecerdasan otaknya dia berhasil mendapat beasiswa untuk berkuliah di negeri singa tersebut .