Hallo Sobat Minilemon! Kembali lagi bersama Ucup Minilemon!
Saat ini Ucup mau ajak Sobat Minilemon ke Bantar Gebang. Kira-kira ada apa ya di Bantar Gebang. Tapi disclaimer dulu, sebaiknya Sobat Minilemon jangan sambil makan ya sewaktu membaca artikel ini. Karena nanti kita akan membahas tentang Makanan Sampah.
Ya, Sobat Minilemon tidak salah mendengar. Kali ini kita akan membicarakan mengenai Makanan Olahan Sampah yang ada di TPA Bantar Gebang!
Sampah Orang Lain, Berkah Bagi Warga
Jika menilik kembali kata 'Makanan Olahan Sampah', Â kita akan dibuat bergidik ngeri sekaligus jijik. Bagaimana sampah yang notabene sudah dibuang namun dikonsumsi kembali. Tentu saja hal ini tidak sehat, namun hal yang menjijikkan tersebut ternyata benar terjadi di negara kita.
Sebagai tempat pembuangan akhir, kita dapat menemui berbagai jenis barang yang sudah dianggap tak terpakai dan dibuang oleh pemiliknya dari bungkus makanan, barang elektronik sampai makanan.
Namun tidak semua barang yang sudah dibuang, sudah benar-benar tak bernilai. Seperti masih banyak pemulung yang sering mengais-ngais barang yang sekiranya dapat dijual kembali seperti botol plastik, koran, kaleng ataupun bungkus makanan.
Maka dari itu tak sedikit warga Bantar Gebang yang berprofesi sebagai pemulung ataupun pengepul barang bekas. Selain barang bekas, ternyata banyak juga yang memungut kembali makanan loh..
Makanan seperti roti ataupun kue kering yang dibuang (tak diketahui kapan tanggal kadaluarsa), seolah menjadi makan siang sehari-hari para pemulung.
Dibuang, Diolah, Dimakan Lagi
Tak hanya makanan ringan yang biasa dikonsumsi warga. Makanan berat seperti Ayam Goreng Tepung (Fried Chicken) ternyata diolah kembali untuk dimakan. Banyak warga yang terbiasa sewaktu menemukan Ayam Goreng Tepung yang sudah dibuang, lalu akan digoreng kembali untuk dikonsumsi.
Selain diolah kembali, warga juga mengolah kembali bumbu atau bahan masak yang ditemukan di TPA. Saus-sausan sampai kulit tortilla yang sudah dibuang pun diolah kembali untuk makanan sehari-hari.
Warga mengaku bahwa cara itu sudah mereka lakukan sedari lama untuk bertahan hidup. Setidaknya dengan memakan kembali makanan olahan tersebut, dapat mengisi perut yang kosong namun tidak mengeluarkan biaya yang banyak. Hal ini dikarenakan dominasi sampah yang ada di Bantar Gebang berasal dari limbah makanan.
Tentu saja hal ini menjadi perhatian dari berbagai pihak. Makanan yang sudah dibuang tidak dapat dikatakan layak konsumsi. Biasanya makanan yang dibuang sudah melewati tanggal kadaluarsa, sudah tak layak konsumsi (membusuk) ataupun sudah tidak fresh untuk disajikan kembali.
Meski begitu, memakan makanan yang sudah melalui proses pembuangan disertai sudah bercampur dengan barang-barang 'yang dibuang' lainnya dapat mengkontaminasi makanan terutama dari bakteri atau zat kimia berbahaya.
Untuk itu memakan kembali makanan yang sudah dibuang sangat tidak dianjurkan. Realita yang terjadi di Bantar Gebang perlu menjadi  perhatian berbagai pihak.
Kurangi Food Waste
Selain menunggu tindakan dari pemangku kebijakan, kita juga bisa mencegah agar teman-teman kita di Bantar Gebang atau yang tinggal disekitar TPA lainnya tidak memakan kembali makanan olahan sampah.
Sobat Minilemon dapat mengurangi food waste, atau sampah sisa dari makanan. Contohnya saat membeli atau berbelanja makanan, kita perlu mengusahakan agar membeli secukupnya. Selain tidak mubazir, hal ini juga membantu kita untuk mengurangi sampah makanan.
Kira-kira Sobat Minilemon ada saran lain untuk mengurangi foodwaste?
Jangan lewatkan keseruan dan info menarik lainnya dari para Minilemon di instagram @minilemon_id atau cek di website : minilemon.id ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI