'Saya kirimkan tenun dari Adonara. Semoga kiriman ini mampu membuktikan bahwa kita masih saling memikirkan.'
Terus terang saya terkejut menerima dan membaca ucapan yang ada dalam paket. Ini terlalu mendadak dan tentu saja mengejutkan.
Kebahagiaan saat menerima kejutan seolah menjadi efek domino. Konon jika kita mau dan mampu berbagi kebahagiaan yang sedang kita cicipi maka rasa bahagia itu akan meningkat. Maka  kebahagiaan ini enggak bisa kalau hanya saya sendiri yang rasakan.
Dulu saya cuek dan tidak terlalu memikirkan orang lain. Jangankan memberi kado, berbagi ucapan selamat ulang tahun saja rasanya malas banget. Tapi nyatanya es dalam tubuh saya mencair berkat sekotak tenun dari Timur. Ada kenangan manis dalam sepaket kotak yang dibawa kurir JNE.
Begitu mulanya dan selanjutnya jadi keterusan. Membungkus kado mendadak jadi aktivitas yang menyenangkan. Tidak jarang jadi moment yang ditunggu. Kalau dulu hanya membungkus dan kirim dagangan saja, sekarang tidak lagi. Saya mencatat nama-nama orang yang dekat (di hati) namun jauh (tempat tinggal). Berbekal catatan alamat yang terkumpul saya mulai berkirim hadiah, meski tidak seberapa mewah. Berbagi kebahagiaan itu ternyata candu. Bisa juga melenyapkan toxic yang mengintai di sekitar kita.
Saya juga jadi paham jika hati yang keras bisa melunak jika sering-sering dikirimi kejutan.
Kotak-kotak bahagia untuk mereka yang terkasih,
Beberapa waktu lalu Komunitas Kompasiana Jogja berbagi kebahagiaan buat adik-adik panti. Meski tidak ikut datang ke lokasi, menitipkan hadiah kecil untuk adik-adik panti sanggup menumbuhkan haru. Menyantuni tidak harus menunggu kaya. Toh definisi kaya itu relatif. Sukar untuk dijabarkan meski dengan lembaran-lembaran naskah.Â
Pertengahan tahun lalu saya pergi ke Bali. Tiba-tiba ingatan saya memberontak. Menjelang take off, pandangan tertuju pada orang-orang yang berseliweran di bandara. Saya mengira-ira adakah buah tangan dalam koper yang mereka seret? Seperti apa perasaan orang-orang yang tengah menunggu mereka? Mampukah kejutan yang mereka siapkan meluluhkan orang yang kelak menerimanya?
Membayangkan semua hal itu membuat saya ingin cepat-cepat sampai rumah. Saya sudah siapkan hadiah-hadiah kecil untuk keluarga. Pula telah saya rencanakan beberapa bingkisan hadiah untuk beberapa kawan. Bingkisan-bingkisan itu saya paketkan lewat bantuan kantor JNE. Sebelum diteror oleh-oleh, memang baiknya saya beri kejutan duluan.