Sejujurnya iri saya sudah berubah menjadi sebentuk 'dendam'. Bermula dari iri karena susah membuat sebuah gambar akhirnya saya dendam dengan para teman yang bisa menggambar. Dendam saya itu berwujud keinginan untuk berkolaborasi dengan mereka pada suatu hari nanti dalam sebuah karya berwujud buku.
Tahun ini ada lomba yang mengharuskan penulis berkolaborasi dengan pelukis. Lomba itu berupa lomba membuat buku bacaan anak. Setiap buku yang ditulis (maksimal 50 halaman) harus dilengkapi dengan ilustrasi minimal lima gambar dan sampul buku dengan penuh gambar.
Saya melongo dengan lomba tersebut. Bukan karena saya tidak punya kenalan yang bisa menggambar apik, tapi lebih dari itu mendadak ide saya liar kemana-mana. Mimpi saya untuk 'balas dendam' seolah-olah ada di depan mata.
Di lain waktu saya bertemu dengan seorang pelukis keren sebut saja @cerita.kecil. Banyak sketsa beliau yang lucu-lucu dan menarik perhatian. Terbitlah keinginan untuk meminang gambar-gambar tersebut.
"Apakah kakak sudah pernah diajak kolaborasi dengan penuli atau penerbit? Sekarang lagi ngetrend buku-buku anak dengan ilustrasi seperti yang kakak buat." Obrolan itu tidak bisa saya bendung, mengalir begitu saja seolah-olah memang ini sudah waktunya untuk bicara tanpa jeda.
"Belum, Kak Min. Belum pernah sama sekali."
"Saya penulis. Bagaiamana kalau suatu hari nanti kita berkolaborasi?"
"Dengan senang hati. Mohon bimbingannya."
Setahun kemudian sejak obrolan berfaedah tersebut, saya dikejutan dengan postingan beliau di instagram dan facebook. Ternyata sekarang beliau sudah mewujudkan harapannya untuk berkolaborasi dengan penulis. Sebuah buku cerita terbitan baru dari Gramedia memuat gambar-gambar beliau untuk ilustrasi cerita sekaligus sampul buku.
Saya langsung beruluk salam. Berucap selamat dan masih berembel-embel agar kelak bisa juga berkolaborasi apik macam itu.
Beliau tersenyum dan saya tak henti-hentinya mengagumi gambar si beruang coklat berkacamata duduk di atas kotak kayu.