Keberuntungan menghampiri saya dari Kompasiana Jogja yang bekerjasama dengan Visinema yang mengundang untuk menjadi 1000 orang pertama yang menyaksikan film. Yogyakarta istimewa juga dari kota pertama yang didatangi.
Untuk keseluruhan cerita, menarik adalah satu kata untuk mewakili perasaan saya. Dari awal hingga ending film ini dihajar dengan konflik. Okey, silakan bayangkan rasa degdegan dan air mata memenuhi bioskop. Bayangkan.
Karakter Ben dan Jody masih seperti yang dulu; penuh pesona meski tidak semisterius dulu. Akting Luna Maya (Tara) tidak buruk namun tidak terlalu istimewa secara pribadi. Cukuplah membuat konflik berjalan meski ada beberapa konflik yang masih menimbulkan prasangka, seolah-olah tanpa konflik itu sebenarnya itu film sudah baik-baik saja. Untuk para pemain pendukung, saya justru mengapresiasi keberadaan mereka. Tanpa mereka film ini bagai sayur tanpa garam.
Kehadiran pemain pendukung selain mewarnai cerita juga sebagai pelengkap puzzel yang bolong di sana sini.
Kampanye dalam Film Filosofi Kopi
Secara menyeluruh film ini bercerita tentang persahabatan sejati. Filosofi kopi yang dulu berkonsep nomaden dengan combi yang menelusuri kota-kota Indonesia mendadak harus berganti gaya sebab konflik telah dimulai; satu persatu personil setianya mengundurkan diri.
Balik ke Jakarta dan berusaha menetap bukan perkara mudah dalam sebuah bisnis. Pula bisnis kafe tidak bisa disulap hanya dalam sekejap mata. Butuh perencanaan, modal, SDM, lokasi bahkan hari keberuntungan untuk memulainya. Ribet dan tentu tidak sedikit dana yang harus disediakan. Lagi-lagi konflik datang menghajar kekokohan Ben Jody.
Ada yang tumbang, ada yang berdiri kuat. Ada yang mati ada yang lahir. Yang jatuh dan yang bangun. Yang patah dan terlahir kembali. Begitulah Filosofi kopi menjalani hari-harinya.
Jelas sekali jika film ini tidak semata-mata menyajikan hiburan dengan bertaburan bintang melainkan juga mengembalikan pemahaman kepada para penonton bahwa kebersamaan, kepercayaan dan mimpi adalah kunci sukses.
Ada banyak kampanye dalam Film ini. Satu yang pasti bahwa mengangkat keistinewaan kopi Nusantara. Memang tidak banyak disebut macem-macem kopi seperti layaknya film dokumenter yang membahas kopi. Hanya saja cukup bahwa hanya dengan menghadirkan petani dan kebun kopi dalam cerita membuat film ini hidup menghidupi.