Hampir 30 tahun saya tinggal di Gunungkidul. Namun pengetahuan saya tentang Gunungkidul sangat minim. Setiap ditanya tempat wisata yang lagi ngehits, saya terserang galau mendadak karena minimnya pengetahuan.
Begitu ada tawaran untuk dolan bareng ke Nglanggeran, saya langsung ‘iya’. Saya niatkan diri untuk semakin mengenal kawasan di sekitar daerah saya.
Desa Wisata Nglanggeran
Dari media sosial dan koran saya mendapat info jika Desa Wisata Nglanggeran baru saja mendapat penghargaan desa wisata terbaik se-ASEAN dalam bidangcommunity based tourism. Tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat tanpa campur tangan pemerintah atau pihak lain.
Desa Wisata Nglanggeran termasuk salah satu dari 33 geosite Geopark Gunungsewu. Geoprak Gunungsewu sendiri membentang di tiga kabupaten dan tiga provinsi; Gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur). Geosite yang lain di Gunungkidul antara lain gua pindul, gua Jomblang, Kalisuci dan lain lain.
Gunung Api Purba sebenarnya sudah rilis sejak 2009 namun baru mulai terkenal akhir-akhir ini.
Ada 4 parameter sebuah geopark dikatakan berhasil, yaitu:
- Geopark harus mampu meningkatkan ekonomi penduduk lokal/ sekitar
- Haruslah merupakan obyek geologi yang mearik dan estetis
- Pembangunan geopark harus meliputi banyak aspek; pendidikan, penelitian budaya dan manajemen
- Geopark harus bisa menjadi daya tarik dan ikon wisata baru yang meningkatkan jumlah kunjungan.
“Geopark Gunungsewu punya 33 geosite. 13 diantaranya ada di Gunungkidul,” tutur GM Geopark Gunungsewu, Budi Martono.
Dulu sebelum terkenal dengan nama Geosite Nglanggeran, tempat ini terkenal dengan Gunung Api Purba yang juga merupakan ikon utama. Gunung Api Purba Nglanggeran berada di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian 200-700 meter diatas permukaan laut, dengan suhu antara 23º C - 27º C. Pernah aktif sekitar 30-60 juta tahun yang lalu.
Dari cerita yang berkembang, konon tempat ini adalah awal dari pulau Jawa. Dulu Pulau Jawa ini terendam oleh lautan, dan hanya puncak Nglanggeran inilah yang merupakan satu-satunya daratan.
Kenapa pula dinamakan Gunungsewu? Itu karena jika dilihat dari atas, bentuknya menyerupai tempurung kelapa tengkurep. Ada juga versi legenda yang bilang bahwa bentuk hamparan gunung itu dulunya adalah prajurit perempuan mataram yang meninggal terlentang.
Dari obrolan dengan para pengurus Desa Wisata Nglanggeran dikatakan bahwa tujuan dari didirikannya Geopark:
- Melindungi keragaman bumi dan konservasi lingkungan
- Penumbuhan dan pegembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan melalui geowisata
- Pendidikan dan riset ilmu geologi, biologi dan budaya secara luas
- Melestarikan dan promosi warisan budaya
Kampung Pitu dan Prinsip Menjaga Amanah
Adalah sebuah bukti bahwa warga Indonesia punya prinsip kuat menjaga amanah.
Kampung Pitu semacam legenda yang tidak ada di daerah lain.
Dinamakan Kampung Pitu karena di tempat ini hanya memiliki tujuh kepala keluarga. Tidak pernah kurang mau pun lebih. Pada zaman lampau Kampung Pitu terkenal dengan nama Puncak Telogo. Diberi nama demikian karena di situlah terdapat satu-satunya sumber mata air yang tidak akan pernah kering. Di sana juga ada tempat pemandian kuda sembrani. Pernah ditemukan semacam bukti sejarah berupa batu dengan tapal bekas tapal kuda.
Sejarah awal adanya Kampung Pitu adalah adanya penerawangan bahwa di tempat itu ada semacam benda pusaka yang tersembunyi. Pihak keraton seperti melakukan penawaran (sandiwara) barang siapa yang mampu menjaga pusaka tersebut akan mendapat hadiah berupa tanah/ alas yang bisa dinikmati sampai anak cucu. Saat itulah Kyai Irokromo berhasil menjaga pusaka tersebut.
Kampung Pitu berada di daerah paling tinggi dari Nglanggeran bahkan lebih tinggi dari Gunung Api Purba. Tidak banyak rumah kecuali milik tujuh kepala keluarga. Akses untuk ke keramaian sangat sulit. Jarak Sekolah Dasar paling dekat kurang lebih 7 KM, SMP dan SMA lebih jauh lagi. Untuk itu jika ada anak yang hendak melanjutkan sekolah lebih tinggi maka akan diungsikan/ dikirim ke kota, entah indekos atau dititip saudara.
Puncak Wayang dan Puncak Batu Bantal
Di Puncak Wayang selain bisa berburu sunset bisa juga memandang si gagah Gunung Merapi. Begitu angkuh dan cantik di kejauhan. Sementara di Puncak Watu Bantal selain mendapat pemandangan yang cantik juga bisa melihat penampakan embung Nglanggeran dari kejauhan.
Pemuda dan Desa Wisata Nglanggeran
Sebelum Nglanggeran terkenal seperti hari ini, banyak anak muda dari sana yang lebih memilih untuk kerja di luar kota atau TKW. Bahkan desa tersebut terkenal dengan desa pemasok TKW paling besar.
Juga banyak pemuda pengangguran dengan gaya ugal-ugalan.
Namun sejak desa wisata tersebut membesar dan ramai, pemuda-pemuda yang tadinya jauh berangsur-angsur kembali dan membangun desa. Yang brandalan juga mengurangi tindakan brutalnya demi mendapat pekerjaan yang layak.
Berkat gotong royong yang terorganisir kriminialitas bisa ditekan dan kesejahteraan meningkat.
Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran dikelola oleh Pokdarwis Nglanggeran dan Taruna Purba Mandiri.
Sekretariat:
Kalisong, Nglanggeran, Patuk Gunungkidul 55862
Kontak:
Sugeng Handoko : 081802606050
Aris Budiyono : 081804138610
Email :
gunungapipurba@gmail.com
handoko88_jogja@yahoo.co.id
budiyonoaris@gmail.com
website:
www.gunungapipurba.com / kalisongku.wordpress.com
facebook : gunung api purba nglanggeran
twitter/ instagram : @gunungapipurba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H