Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Rindu

10 Agustus 2019   19:04 Diperbarui: 10 Agustus 2019   19:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kita melewati kata. Di tengah kerapnya musim semi yang hangat. Aku mengunduh jejak kaki yang tertinggal jauh. Di selaksa jarak tidak terlihat. Terjeda waktu yang bersembunyi dibalik liang hampa.

Kutemukan rindu. Dalam bilik tumpukan kertas kertas. Memudar disedepa debu debu yang nyaris runtuh. Kutemukan kembali rindu. Dalam kata kata tertatih. Aku menemukan bening bening mutiara tergagap. Gugup berkata kata. 

Jika lautan adalah air yang menetes. Maka tak memerlukan hujan jika hanya untuk membasuh dahaga. Maka tak memerlukan rinai jika hanya untuk menepikan embun rindu. Cukup memandangi ombaknya yang berdebur. Merasakan denyut nadinya. Membasuh riaknya. Membenamkan pelupukku di segara biru. Basah sudah hatiku.

10 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun