Setelah kita melewati kata. Di tengah kerapnya musim semi yang hangat. Aku mengunduh jejak kaki yang tertinggal jauh. Di selaksa jarak tidak terlihat. Terjeda waktu yang bersembunyi dibalik liang hampa.
Kutemukan rindu. Dalam bilik tumpukan kertas kertas. Memudar disedepa debu debu yang nyaris runtuh. Kutemukan kembali rindu. Dalam kata kata tertatih. Aku menemukan bening bening mutiara tergagap. Gugup berkata kata.Â
Jika lautan adalah air yang menetes. Maka tak memerlukan hujan jika hanya untuk membasuh dahaga. Maka tak memerlukan rinai jika hanya untuk menepikan embun rindu. Cukup memandangi ombaknya yang berdebur. Merasakan denyut nadinya. Membasuh riaknya. Membenamkan pelupukku di segara biru. Basah sudah hatiku.
10 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H