Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obesitas...! Makan Kok Ribet? Solusinya: Diet Ala Mindful Eating!

24 Januari 2025   17:55 Diperbarui: 24 Januari 2025   17:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Cewek makan banyak. Sumber: AI

Obesitas...!

Makan Kok Ribet?

Solusinya:  Diet Ala Mindful Eating!

Oleh: Dr. Drs. Mimpin Sembiring, M.Psi. C.Ht

 

A. Pendahuluan

Makan, bagi sebagian orang, adalah momen yang ditunggu-tunggu. Duduk di meja, melihat hidangan tersaji, dan mencicipi rasa yang menggoda lidah---itu seharusnya jadi saat paling membahagiakan dalam hidup sehari-hari. Tapi, kenyataannya tidak selalu begitu. Makan sering kali menjadi sumber masalah. Ada yang makan terlalu banyak karena stres, ada yang tak nafsu makan karena cemas, dan ada pula yang sibuk menghitung kalori sampai lupa menikmati.

Mengapa makan bisa begitu ribet? Barangkali karena kita sering lupa pada esensi sederhana dari kegiatan ini: mengisi tubuh dengan energi. Nyatanya, sering kali kita makan bukan hanya karena lapar, tapi juga karena ingin  mengusir kesepian, melawan rasa jenuh terhadap kehidupan, atau bahkan  jadi tempat pelarian. Saat perasaan-perasaan itu mengambil alih fungsi makan, maka  makanan berubah menjadi pelampiasan, bukan kebutuhan. Di sinilah masalahnya bermula.

Tapi tunggu dulu, apa ada cara agar makan kembali menjadi pengalaman yang menyenangkan tanpa rasa bersalah? Tentu ada. Salah satunya adalah dengan mindfulness, tepatnya MINDFUL EATING. Pola makan mindful ini bukan tentang diet ketat atau menghitung setiap gram karbohidrat, melainkan soal kesadaran penuh. Kesadaran untuk mendengar apa yang tubuh butuhkan, menikmati setiap suap dengan utuh, dan berhenti sebelum terlalu kenyang. Sesederhana itu, tapi dampaknya luar biasa.

B. Kenapa Soal Makan Saja Bisa Begitu Ribet?

Harusnya makan itu sederhana, kayak penalti---langsung tendang, gol! Tapi sekarang? Ribetnya kayak sepak bola Indonesia yang penuh drama. Lapar? Tunggu dulu, cek dulu "strategi diet" ala influencer. Mau makan nasi? Siap-siap dihujat sama nitizen. Mau ngemil? Dicap nggak disiplin. Dan masalahnya, makan kita ini seperti main di liga yang penontonnya nggak pernah puas. Ada aja yang dikomentarin, dari "Kok makannya banyak banget?" sampai, "Diet sih, tapi kok belum turun-turun?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun