3. Skripsi: Hantu Pocong di Ujung Jalan…! Bagaimana Menaklukannya dengan Mindfulness?
Ada pocong di ujung jalan. Begitu kata hati kita saat melihat judul skripsi terpampang di layar laptop. Rasanya seperti ada sesuatu yang menunggu, entah menakutkan, entah membuat kita mati langkah. Kita ingin maju, tapi takut. Ingin selesai, tapi berat. Pocong itu nyata di mata, meski mungkin sebenarnya hanya bayangan.
Tapi tenang. Pocong—apalagi pocong skripsi—tidak pernah lebih besar dari keberanian kita. Sama seperti semua pocong dalam film, dia bisa ditaklukkan. Dan kali ini, kita punya jurus: mindfulness.
a. Berhenti Sejenak, Ambil  Kesempatan  untuk  Bernapas
Pernah lihat adegan film horor, di mana tokoh utamanya diam sebentar, mendengar napasnya sendiri, sebelum akhirnya melangkah? Mindfulness itu seperti itu. Ketika skripsi mulai terasa seperti beban yang menghimpit, berhentilah sejenak. Tarik napas dalam-dalam. Biarkan udara masuk dan keluar perlahan. Rasakan.
Bernapas itu sederhana, tapi sering kita lupa melakukannya dengan sadar. Dan anehnya, begitu kita ingat untuk bernapas dengan, dunia di sekitar jadi terasa lebih jernih. Skripsi yang tadinya seperti pocong raksasa jadi mengecil, tinggal hanya kata-kata di halaman kosong.
b. Lakukan Satu Langkah Kecil, Tidak Perlu Melompat
Pocong itu menakutkan karena kita membayangkannya terlalu jauh di ujung jalan. Mindfulness mengajarkan kita untuk melihat apa yang ada di depan kita, saat ini. Jangan pikirkan revisi Bab 4 atau pertanyaan dosen di sidang nanti. Lihat yang kecil saja:
Hari ini, cari tiga referensi.
Sekarang, tulis satu paragraf pengantar.
Dengan begitu, pocong itu tidak lari ke mana-mana. Dia tetap di sana, tapi langkah kita maju perlahan. Dan setiap langkah, kita lebih dekat dengannya.
c. Pikiran Negatif Itu Seperti Angin, Biarkan Berlalu
Kadang kita sendiri yang membesar-besarkan bayangan pocong itu. Pikiran seperti "Saya nggak mampu," "Ini terlalu sulit," atau "Revisinya nggak bakalan selesai" sering datang tanpa diundang. Tapi mindfulness bilang, pikiran itu hanya angin lalu. Biarkan datang, biarkan pergi. Tidak perlu bertengkar dengannya.
Bayangkan pikiran negatif itu seperti pocong yang berdiri di kejauhan. Tidak usah lari ketakutan, tapi juga tidak usah diajak ngobrol. Cukup sadar bahwa dia ada di sana, lalu teruskan langkah Anda.
d. Nikmati Prosesnya, Bukan Hanya Tujuannya
Ini yang sering kita lupakan. Kita terlalu sibuk berpikir tentang kapan selesainya skripsi, tentang toga, atau senyum orang tua di hari wisuda, sampai lupa menikmati proses menulis. Mindfulness mengingatkan kita: peoses itu sama pentingnya dengan tujuan. Nikmati saat Anda mengetik kata demi kata, saat menyalin referensi, bahkan saat harus memperbaiki revisi. Proses ini adalah bagian dari cerita Anda. Dan cerita itu akan jadi kenangan, sesuatu yang akan Anda ceritakan kelak dengan bangga kepada anak cucu Anda. Atau setidaknya kepada siswa atau kepada bawahan Anda, atau kolega Anda.
e. LegowoMenerima Ketidaksempurnaan
Skripsi itu bukan film blockbuster. Tidak harus sempurna, yang penting selesai. Dosen tidak meminta karya besar Anda untuk mengubah dunia, Ia hanya meminta Anda untuk menyelesaikan apa yang telah Anda mulai. Mindfulness mengajarkan kita untuk menerima apa adanya, termasuk skripsi yang mungkin masih banyak kekurangannya. Bayangkan skripsi itu seperti pocong yang akhirnya Anda dekati. Ternyata, dia cuma pocong buatan. Tidak ada yang menakutkan, karena dia hanya menunggu Anda untuk menyelesaikan cerita.
Kesimpulan
- Pocong di ujung jalan itu meski nyata, dia tidak akan pernah lebih besar dari langkah Anda untuk maju. Dengan mindfulness, Anda belajar untuk berhenti, bernapas, dan menyadari bahwa semua yang Anda takutkan sebenarnya hanya bayangan.
- Skripsi bukan hantu, tapi pintu. Pintu menuju keberanian, ketekunan, dan kebanggaan diri. Jadi, sekarang saatnya Anda melangkah. Dengan napas yang tenang, dengan langkah yang penuh kesadaran.
- Dan siapa tahu, di ujung jalan, Anda akan melihat bahwa pocong itu sebenarnya hanya… ciptaan otak Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H