Sinarnya masuk ke dalam kamar aksaraku
Menerangi mataku yang mulai terkantuk-kantuk
Sementara aksara-aksara indah itu menari-nari diatas kepalaku
Puisi Tigabelas
Cahaya purnama mulai membangkrut
Aksaraku terjahitÂ
Terajut dalam tiga belas bait yang beraksara liar tanpa makna
Sementara,
Dihadapanku tertulis sebuah diksi
Ku eja dengan suara narasi garang bak orator dipanggung kampanye lima tahunan
Tiga belas tahun Kompasiana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!