Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Berita Dunia Kiamat

28 Agustus 2021   22:46 Diperbarui: 28 Agustus 2021   22:46 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Kalian tenang. Besok akan saya sampaikan dengan Pak Kadus," jawab Pak RT.

Bagi para warga Dusun Antah Berantah, perkawinan dua insan manusia ini sangat disesalkan mengingat setahu mareka Mira dan Mae dalah sesama perempuan. Mae yang dulunya bernama Mawi memang sudah hampir belasan tahun meninggalkan Dusun untuk bekerja di Kota. 

Hampir setiap tahun Mae alias Mawi selalu pulang ke Dusun. Dan setiap pulang Kampung penampilannya selalu berubah. Sudah jauh dari sosok kewanitaannya. Dan dalam setahun terakhir penampilan Mae sebagai sosok seorang laki-laki lebih kentara dibandingkan sosok kewanitaannya. Badannya berotot. Kumisnya lebat dan tebal. Mirip tokoh dunia Saddam Husein. Berwibawa sebagai lelaki. 

Penampilan modisnya menambah kejantanannya. Pakaiannya selalu feasionable. Mengikuti trend masa kini. Dari info terpercaya Mae memiliki sebuah runah rias kecantikan terkenal di Kota. Langganannya warga Kota yang berpenghasilan menengah ke atas.

Sementara Mira adalah kembang Dusun. Dikenal sebagai penyanyi. Kecantikannya tak kalah kelas dengan para selebiriti yang sering nongol di media tipi. Rambutnya panjang. Suaranya bagus. Goyangannya diatas panggung selalu ditunggu-tunggu para penonton. Para warga Dusun selalu menyebut goyangan Mira sebagai goyangan ngelas karena dalam setiap atraksinya di panggung Mira selalu berlakon bak orang tukang las di bengkel.

Banyak para pemuda Dusun yang tergila-gila dengan Mira. Namun tak seorang pun yang memikat hati Mira.
" Bagaimana saya mau terpikat dengan mareka, penampilan saja masih kuno," ujar Mira kepada temannya.
" Kalau Mawi alias Mae?," tanya temannya dengan suara menggoda.
" Ha..ha..ha..Kiamat dunia. Bisa-bisa aku diusir warga Dusun dari sini," ujar Mira ngakak.

 Suaranya membangunkan para penghuni jagad alam yang sedang bermimpi.
" Mana mungkinlah. Aku ini masih waras. Masa menikah dengan sesama wanita. Tak zaman," sambung Mira sambil ketawa bebas hingga suara indahnya menghias malam yang makin merenta.

Setiap Mae alias Mawi pulang kampung, memang Mira menjadi temannya ngobrol. Mareka selalu berduaan kemana saja. Hampir setiap hari. Dimana ada Mae disitu ada pula Mira. Mae bahkan rela mengantar dan menjemput Mira kalau sedang manggung diluar Dusun dengan mobil terbarunya. 

Bahkan pertemuan mareka di rumah Mira pun hingga tengah malam. Tak pelak banyak yang mulai curiga dan menebar isu hingga hinggap ditelinga Ibunya Mira.

" Kamu itu jangan terlalu membiarkan Mae datang ke rumah ini hingga larut malam. Tak enak dengan tetangga," nasehat Ibunya.

" Kami cuma ngobrol saja Ibu. Tak ada yang istimewa. Toh Mae itu berencana mau mengajak saya mencari peruntungan di kota. Katanya langganan riasnya membutuhkan penyanyi. Kan tak ada salahnya toh mencoba peruntungan di Kota. Siapa tahu cita-cita aku sebagai penyanyi terkenal tercapai," jawab Mira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun