Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Gadis Bukan Perawan

27 Mei 2021   05:45 Diperbarui: 27 Mei 2021   05:56 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini adalah malam dirinya resmi berstatus sebagai istri Wowon. Kendati perkawinan mareka dijodohkan Pamannya, Priani dengan semangat 45 terpaksa menerima lamaran Wowon dan keluarganya sebagai bentuk kasih sayangnya dan pengabdiannya kepada kedua orang tuanya. Soal siapa Wowon yang sebenarnya, tak pernah terpikirkan oleh Priani. 

Semangatnya hanya satu menyenangkan hati orang tuanya. Membahagiakan kedua orang tuanya. Dan  mencegah keluarga besarnya dari perpecahan akibat politik devide et impera  Belanda yang diterapkan Pamannya untuk memaksakan kehendaknya dengan apologi menjaga martabat dan citra diri keluarga besar mareka 

Malam itu saat dirinya masuk kamar pengantin yang diringi dengan guyonan berbau jorok dari para handai taulan yang masih menginap dirumahnya.

Dan saat dirinya mulai merebahkan diri diperaduan, Wowon langsung meninggalkan dirinya sendiri terbaring dalam kesendirian. dengan apologi ingin bertemu sahabatnya, Wowon langsung ngacir meninggalkan rumah mertua dengan dengungan suara motor yang kencang bak pembalap yang ingin meninggalkan lawannya dalam arena balapan..

Malam itu dan malam seterusnya, perilakunya sebagai istri tak pernah Priani tunaikan. Wowon lebih asyik dengan perilakunya bermain kartu dengn teman-temannya. Usia  muda membuat Wowon lebih asyik dengan dunianya sendiri. Pulangnya pun kadang ketika orang-orang bergegas ke mesjid untuk menyerahkan diri kepada Tuhan pada saat subuh. 

Dan siangnya usai bangun tidur langsung meninggalkan rumah dan Priani sendirian tanpa belas kasihan. Bahkan kadang kala diksi bau  pun meluncur deras dari mulut bau suaminya yang harus diterimanya sebagai wanita terstigma tanpa martabat dan harga diri sebagai perempuan saat dirinya mempertanyakan aktivitas suaminya yang tak jelas juntrungannya. 

Bahkan isu yang diterimanya menyatakan kini suaminya lebih banyak menghabiskan waktunya bersama wanita idamannya seorang wanita muda di daerah Seberang. Priani pun kini harus rela melihat suaminya berboncenmgan dengan wanita lain di pasar saat dirinya sedang membeli keperluan untuk hidup. 

Bahkan Priani harus banyak mengucurkan airmata ketika uang honornya sebagai pegawai lepas harus lenyap diambil suaminya tanpa bisa mengadu. 

Konspirasi Wowon dengan Paman Priani membuat dirinya bisa bebas dari tanggungjawab sebagai suami yang haikiki. Wowon masih ingat dengan diksi dan narasi paman Priani. Masih terngiang. Bahkan dirinya sebagai pria merasa tersanjung karena irinya merasa dibeli oleh keluarga istrinya.

" Yang penting Dik Wowon mau menikah dengan Priani, ponakan kami itu, untuk menutupi martabat kami. Mengangkat citra keluarga. Dan kami sebagai keluarga takkan lepas tangan dalam membantu dik Wowon. Apapun yang dik Wowon pinta, akan kami bantu sebisa kami," bujuk paman Priani kepada Wowon. Wowon tersenyum.

Dan Priani pun akan selalu menunggu malam dengan kesendirian. Kesendirian hidup yang akan dijalaninya hingga ajal datang menjemput. Kesendirian tanpa batas dan waktu. Dengus liar anjing hutan dan kerlap kerlip bintang dilangit tujuh adalah teman sejatinya kini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun