Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ibuku, Perempuan Hebat Sekali

21 April 2021   13:15 Diperbarui: 21 April 2021   16:07 12118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian pula saat ramadhan tiba, Emak selalu mengingat kami untuk berbagai dan berbagai kepada mareka yang tak mampu.
" Kalau ananda ada rezeki, bagikan rezekimu untuk orang sekitar. Para tetanggamu.  Dan memberi sesuatu untuk orang berbuka puasa itu besar pahalanya. Dan ananda tidak akan pernah jatuh miskin hanya karena berbagi," ajar Emak kepada kami anak-anaknya.
Emak juga mengajarkan aku sebagai anak lelaki tertua untuk tidak menjadi seorang penzolim dan penjilat dalam bekerja karena itu adalah perbuatan manusia yang tak bermoral.
" Bekerjalah dengan baik dan lurus. Jangan menjadi penzolim bagi teman-temanmu. Dan jangan menjilat atasanmu. Lihat Ayahmu. Tak pernah meminta jabatan kepada atasannya. Demikian juga Kakekmu. Tak pernah menjilat atasan dan menzolimi bawahannya. Nama baik mareka bawa sampai mati," nasehat Emak saat aku mulai bekerja sebagai jurnalis lokal.

Saat waktu senggang, Emak sering bercerita kepada kami, anak-anaknya,  saat Kakek kami masih berstatus sebagai Kepala Kecamatan, Emak sering bertemu dengan orang-orang berpangkat. Bagi Emak bersahabat dan bertemu dengan orang besar dan berpangkat adalah sesuatu yang biasa saja. Tak ada yang istimewanya.
" Jangan kamu bangga bersahabat dengan orang berpangkat. Tapi, bantulah kawan-kawanmu, tetangggamu dengan persahabatanmu dengan orang berpangkat itu. Kalau kamu bersahabat dengan orang besar, tapi kamu tak bisa membantu orang lain buat apa?," nasehat Emak kepada aku suatu malam.

Emak kini terbaring lemah dan tak berdaya di salah satu kamar rumah sakit ini. Beragam orang, kerabat dan tetangga berdatangan ke rumah sakit ini untuk sekedar melihat Emak dan menceritakan kebaikan Emak terhadap mareka.
" Emakmu orang baik. Suka menolong orang. Kami berutang budi kepada Emakmu. Semoga beliau cepat sembuh," doa kawan, kerabat dan tetangga Emak kepada kami anak-anaknya yang menunggui beliau di rumah sakit.

Kebaikan emak tetap terpatri dalam jiwa kami. Bahkan setiap bertemu dengan para tetua daerah ini kami selalu bahagia karena mareka mengenal Emak. Ya, mareka mengenal Emak karena kebaikan Emak. Bukan karena jabatan. Apalagi Emak kami tidak memiliki jabatan apapun kecuali sebagai mahluk Allah yang selalu ingin berbuat baik kepada sesamanya sesama hidupnya. 

Toboali, rabu, 21 April 2021

Salam sehat dari Toboali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun