Sudah hampir setengah jam, para tamu yang duduk bersila dihadapan Pak Tua dengan wajah tertunduk tidak mendengar apa pun dari mulut tua Pak Tua. tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulut Pak Tua. Pak Tua hanya terdiam. Sementara keringat terus mengucur dari dahinya. Getaran di dadanya turun naik. Para tamu terus menunggu dan menunggu. Sementara yang diluar terus menunggu giliran untuk. Tamu terus mengalir dengan sangat deras. Antrian semakin panjang.
" Kok lama sekali ya," ujar seorang warga.
" Huss...Tutup mulutmu. Apakah engkau siap menerima resiko dari omonganmu," ujar seorang tamu yang telah lama mengantri sejak subuh. lelaki itu terdiam. Wajahnya pucat pasi. Ada ketakutan yang mengalir dari sekujur tubuhnya. Keringat mengucur deras dari keningnya.
Tiba-tiba dari dalam rumah, terdengar suara gaduh, Orang berteriak. Para tamu berhamburan keluar dengan wajah diliputi ketakutan dan ketegangan yang luarbiasa yang belum pernah mereka rasakan selama hidupnya.
" Pak Tua sudah meninggal." ujar seorang tamu dari dalam rumah.
Suara sakral pun meluncur dari mulut para tamu. Lantunan ucapan sakral Innalillahi Wainnalillahi Rojiun bergema dengan religius. Menggemuruhkan angkasa. Menembus langit biru.
Toboali, kamis, 25 Februari 2021
Salam dari Kota Toboali, Bangka selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H