Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Bulan Kemanusiaan RTC) Suara Sepanjang Malam

27 Juli 2016   23:05 Diperbarui: 27 Juli 2016   23:08 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeninggal Ayahanya, nani menjadi urat nadi kehidupan keluarganya. Gaji nani sebagai Sales Promotion Girls yang tak seberapa membuat keluarga ini harus banting setir menghadapi ganasnya rimba Kota yang tak berperikemanusian. Penderitaan makin menjadi ornamen kehidupan nai dan Ibunya usai rumah mareka digusur aparat yang hobby bercitra diri di muka media massa. 

Rumah yang menjadi satu-satunya peninggalan almarhum Ayahnya kini rata diganyang alat berat yang datang tanpa mata hari dan perikemanusian. Dan mulailah mareka hidup dari rumah kontrakan ke rumah kontrakan tanpa henti. Sementara kesehatan Ibu nani diujung tuanya menambah problema hidup dengan dideteksinya penyakit Ibunya yang oleh dokter diklaim sebagai penderita kanker ganas stadium tinggi. 

Kehadiran laila di rumah Nani seolah memberi berkah bagi Nani dan Ibunya. Sebagai penyanyi laila akhirnya rela untuk meluangkan waktunya untuk menbantu sahabat karibnya di Kampung dengan menjajakan suara emasnya di kawasan kumuh yang tak pernah dilakoninya selama ini sebagai penyanyi.

"Semoga dengan saya menyanyi di sana bisa membantu pengobatan Ibumu, Nan," ungkap Laila saat Nani menceritakan persoalannya.

"Kamu tak layak menyanyi di sana Laila. Walaupun duit tip nya besar, namun mareka kasar dan tidak beretika," larang Nani.

"Saya sudah terbiasa menghadapi penonton seperti itu. Kamu tenang saja," jawab laila membesarkan hati Nani yang gulana.

Subuh itu usai menyanyi di kawasan kumuh itu, Laila dan Nani langsung ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya yang sedang diopname. Sekalian membayar uang perawatan rumah sakit. Malam ini uang sawer yang didapatkan laila amat besar. Mencapai angka 2 juta.

Keduanya bergesas mendatangi loket pembayaran di rumah sakit itu. Namun keduanya langsung menangis saat petugas loket menyatakan bahwa Ibundanya Nani sudah wafat.

Sementara dari kejauhann malam yang berisikan cahaya rembulan yang bening terdengar suara zan subuh yang mereligiuskan alam raya. Semua orang bergegas menuju rumah sang Maha Pencipta untuk bersujud selagi masih ada detak nafas untuk bertobat dan memohon ampun kepadaNYA sebagai Sang Maha Pencipta. (RUsmin)

Toboali, Bangka Selatan,27/7/2016

karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemanusiaan RTC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun