Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Datang ke Jakarta, Nak

23 Juni 2016   00:11 Diperbarui: 25 Juni 2016   00:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minggu kedua, kantong Bujang mulai menipis.  Rasa ingin kembali ke Kampung pun mulai menggelanyuti pikirannya. Apalagi saat menyaksikan begitu berjubelnya orang yang berlalulalang di jalanan yang membuatnya berpikir keras untuk menaklukan Jakarta. Tekadnya untuk kembali menaklukkan jakarta dengan pengetahuannya masih mampu bertahan.

" Di Jakarta itu yang penting kita jangan malu, Jang," ujar seorang temannya beberapa waktu lalu.

" Kalau kita tak malu, kita bisa hidup. Bisa survive," sambung temannya yang lain.

" Dan yang paling penting jangan kamu pikirkan soal haram dan halal. Yang penting kita bisa hidup dulu," jelas temannya lagi. Bujang pun terdiam.

Bujang akhirnya terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan menyusul makin menipisnya persedian uang di dompetnya. Tak tahan sebagai kuli bangunan, Bujang pun bekerja sebagai salesman sebuah alat rumah tangga. Namun pekerjaan itu tak mampu mengeskalasi dompetnya. Sementara mau minta kiriman dari Ibunya, dia malu. Setidaknya dalam tiga bulan ini sudah tiga jenis pekerjaan yang dilakoninya dan tak mampu mengangkat derajat hidupnya. Bahkan dia terpaksa harus pindah rumah kontrakan yang murah. Sebuah rumah yang sangat tak layak untuk ditinggali.

Usai sholat subuh di masjid, seseorang menepuk pundaknya. Bujang menoleh. Seorang lelaki setengah baya, seumuran almarhum Ayahnya mengagetkannya.

"Ananda tinggal di dekat sini,ya," sapanya dengan ramah.

"Oh, iya Pak. Ada yang bisa saya bantu Pak," jawab Bujang.

"Apakah ananda sudah bekerja?" tanya lelaki itu.

"Saya masih mencari kerjaan Pak," jawab Bujang saat keduanya beriringan meninggalkan masjid.

"Apakah Ananda mau menjadi sopir saya," tanya lelaki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun