Andalas membiarkan Akiko dan Cecilia bersembunyi di balik tembok lorong dan dia langsung keluar mengangkat tangan sambil berteriak-teriak.
"Mereka menyerbu dari pintu depan! Satu pasukan penuh!"
Keempat penjaga itu sontak merespon teriakan Andalas dan berlari ke depan melalui lorong terdekat yang berbeda dengan lorong tempat Andalas masuk.
Andalas menyemangati keempat orang itu.
"Sikat Pak! Habisi teroris itu! Biar saya menjaga pintu ini!"
Andalas membuka pintu samping dan langsung berhadapan dengan situasi lengang. Pintu ini ternyata mengarah keluar ke gang buntu di samping markas. Hanya terlihat satu jalan keluar mengarah ke jalanan di depan markas. Wah, gawat! Posisi mobil ada di gang sebelah lagi.
Di saat Andalas berpikir keras bagaimana cara keluar tercepat, terdengar derum mesin mobil mendekat dan berbelok tajam menuju gang tempat mereka sedang berkumpul. Pintu itu telah mereka tahan dari luar menggunakan tali yang ditemukan Andalas di tempat sampah.
Andalas dan Akiko sama-sama bersiaga penuh.
Suara rem berdecit-decit saat mobil sedan itu melakukan drifting tajam sehingga moncongnya langsung berputar mengarah ke jalan masuknya.
Andalas melongo ketika melihat pintu penumpang sebelah kanan depan belakang terbuka. Lian Xi menampakkan mukanya dan berseru.
"Cepat masuk! Sebelum kita terjebak di gang bau ini dan tertangkap!"
Andalas melompat masuk di sebelah Lian Xi. Cecilia dan Akiko menghambur masuk di jok belakang.