Serum Sesi Pandemi-Bab Penutup
Novosibirsk, 55 3 0 N, 82 57 0 E
Sebuah Pondok di Pinggiran Danau Beku
Andalas membuka matanya. Memandangi ruang yang asing ini dengan waspada. Dia tidak tahu berapa lama tidak sadarkan diri. Satu hal yang diingatnya adalah kekacauan di Bandara Grozny. Cecilia! Akiko!
Lelaki ini bangkit seketika. Ingatan itu membuat semua otot dalam tubuhnya bekerja. Dia harus melindungi mereka. OWC yang beringas. Organisasi yang ganas. Belum lagi dinas-dinas rahasia yang licik. Tapi di mana mereka? Apakah mereka juga ada di sini? Seingatnya dia bersama Cecilia dan Akiko di dalam pesawat Swiss Air yang sedang terlibat baku tembak.
Andalas membuka pintu kayu yang tebal. Dia berada di sebuah kabin yang kecil tapi terawat serta mempunyai peralatan lengkap. Pondok ini hangat. Perapian itu terus menyala. Pasti ada seseorang yang telah membawanya ke sini. Andalas menduga dia masih berada di dalam wilayah Rusia.
"Yup! Kau di Siberia nak." sebuah suara mengejutkan datang dari belakang. Andalas menoleh.
Dilihatnya seorang pria berusia 60 an. Berambut perak dengan mata yang selalu tersenyum, memandangnya dengan maklum.
"Saya di mana Pak?" Andalas bertanya sembari membuka pintu luar pondok. Sebuah hembusan angin yang luar biasa dingin menerpa mukanya.
"Aku yang membawamu ke sini setelah kau dioperasi besar dua hari yang lalu. Peluru itu nyaris bersarang di jantungmu. Hanya meleset beberapa mili. Saat ini kau berada di kabin rahasia Dokter Adli. Ini masuk wilayah Novosibirsk."
Andalas menutup pintu kembali. Di luar terlalu dingin. Dia menghenyakkan pantat di kursi kayu yang dilapisi busa hangat.
"Apakah Bapak tahu kabar 2 orang teman saya. Cecilia dan Akiko? Mereka juga kolega Dokter Adli Aslan." Andalas berharap orang tua itu tahu banyak hal.
"Aku tidak mengenal mereka nak. Aku hanya diperintahkan untuk memindahkanmu ke sini oleh Dokter Adli. Dunia sedang kacau. Penyakit merebak di mana-mana di hampir seluruh negara di dunia. Ini adalah salah satu tempat aman yang terakhir aku rasa."