Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 6

13 April 2020   17:14 Diperbarui: 13 April 2020   17:15 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yoshido dan Dokter Akiko terburu-buru berlari ke ruangan isolasi. Asuka nampak menutup kedua mulutnya menahan jeritan. Tangannya sibuk membetulkan maskernya yang sepertinya robek habis terbuka paksa.

Penyelam itu terlihat sedang mengalami kejang hebat. Dokter Akiko dan Yoshido memegangi kedua tangannya yang terangkat kaku ke udara agar tubuhnya tidak terjatuh dari ranjang perawatan. Tidak sampai 30 detik tubuh kaku itu kemudian melemas dengan sendirinya. Tanda vital di monitor berbunyi datar. Penyelam itu telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Dokter Akiko mencoba memastikan sekali lagi dengan memegang denyut nadi di leher dan pergelangan tangan si penyelam. Memang tidak ada lagi. Penyelam itu telah pergi.

Dokter Akiko menghela nafas panjang. Sesuatu mengusik benaknya. Penyelam ini mati terinfeksi virus yang tidak biasa. Satu hal yang perlu dipastikan lagi adalah cara penularan virusnya seperti apa. Mereka berada di atas kapal tanpa mesin yang terombang-ambing di lautan antah berantah.

Dokter yang nampak kelelahan ini menoleh ke arah Asuka.

"Kamu tidak apa-apa?"

Asuka hanya menggelengkan kepala sambil menahan perih di pipinya yang terluka terkena kuku penyelam yang kejang hebat tadi. Saat itu dia mencoba menahan kedua tangan penyelam agar jangan sampai melanjutkan tindakannya yang sangat aneh.

Dia melihat penyelam itu berusaha mencekik lehernya sendiri saat sedang kejang hebat tadi.

Bogor, 11 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun