Tapi apalah daya tenaga manusia dibanding kekuatan alam yang sedang mengamuk. Derasnya air laut yang masuk lambung kapal menyeret bongkah es itu hingga ke tengah ruangan. 2 orang terhantam bongkah besar es dan terkapar tak berdaya ditenggelamkan air yang naik semakin tinggi. 4 orang lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan lari ke arah tangga menuju dek atas.
2 orang berhasil namun 2 lainnya terpelanting jatuh ke bawah ketika sekali lagi kapal terguncang keras dihantam gelombang. Mesin kapal pun berhenti seketika karena habis terendam air laut.
Kapten Shinji Akira melotot tak percaya menyaksikan di layar monitor ruang mesin dan lambung kapal dipenuhi air laut. Hantaa 01 sama sekali tak berdaya. Kapten kapal ini segera menyalakan alarm evakuasi. Tanpa mesin, kapal ini tidak lama lagi pasti akan tenggelam.
Tapi mendadak saja cuaca berubah secara drastis. Badai berhenti tiba-tiba. Gelombang pun mengecil. Kapten Shinji yang sedang menunggu proses evakuasi memberikan alarm pembatalan evakuasi. Meskipun tanpa mesin, Hantaa 01 masih bisa bertahan di lautan walau hanya bisa terombang-ambing menunggu bantuan. Tentu saja dengan syarat ruang mesin dan lambung kapal tersekat total.
Di ruang lambung kapal. Hantaman gelombang besar terakhir membuat bongkah es yang terendam penuh oleh air membuat permukaan es padat itu retak karena beradu dahsyat dengan tiang baja kapal.
Air laut arctic sangat dingin, namun di ruangan yang berdekatan dengan 3 mesin raksasa yang sebelumnya bekerja luar biasa keras akhirnya menjadikan air dingin tersebut hangat. Bongkah es itu mencair dengan lebih cepat.
Siluet mirip bentuk tubuh manusia yang terperangkap di bongkah es semakin terlihat wujudnya.
Sementara di atas, Kapten Shinji Akira sibuk memberikan perintah. Ini saat-saat survival bagi semua orang. Kapal bocor dan mesin mati. Untunglah navigasi dan listrik masih hidup karena generator cadangan di dek depan masih berfungsi. Â
Semua awak kapal dihitung ulang. Dari total 40 orang, 4 tewas, 8 terluka. Sisanya kelelahan luar biasa. Stok logistik juga diinventarisir. Kapten Shinji harus bisa memperkirakan berapa lama mereka bisa bertahan terombang-ambing di tengah lautan yang sangat sepi dari lalu lintas kapal. Kapal sebesar ini tentu tidak bisa didayung. Kalaupun menemukan daratan, Kapten Shinji yakin hanya pulau dan gunung-gunung es saja yang akan mereka temui. Mereka in the middle of nowhere. Hanya Tuhan saja yang bisa menyelamatkan mereka.
Dan tidak ada badai lagi tentunya.
Sementara di bawah. Sosok tubuh itu terlihat melayang di kedalaman air setelah bongkahan es yang memerangkapnya mencair dan pecah.