Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum - Bab 2

10 April 2020   11:58 Diperbarui: 25 April 2020   19:45 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lambung kapal Hantaa 01, Chief Engineer Takada Iyoshu memandang cemas ke arah 2 mesin besar Mitsubihi yang merupakan jantung kapal. Ternyata kejadian tabrakan dengan bongkahan es tadi merusak komponen pendingin mesin kapal. Bersama para masinis dan juru elektrik kapal tadi Takada sempat berusaha memperbaiki kerusakan. Berhasil tapi hanya untuk sementara. Oleh karena itulah Takada memberikan saran kepada Kapten Shinji Akira agar tidak menjalankan mesin secara maksimal.

Tapi dengan kondisi badai seperti ini?

Meskipun ruang mesin itu berpendingin udara tingkat tinggi, namun nampak sekali betapa Takada dan 4 anak buahnya kegerahan. Semua membuka baju dan hanya mengenakan kaos dalam. Ruang mesin itu seperti sauna. Panas luar biasa.

2 orang awak kapal yang sedang mendapatkan giliran jaga juga merasakan hal yang sama. Ruang mesin berada persis di sebelah ruangan lambung kapal. Hawa panas mesin yang menguar tidak bisa dicegah karena sekat kapal semuanya terbuat dari besi baja. 2 orang ini basah kuyup dengan keringat.

2 orang ini berusaha keras mengipasi dirinya dengan apa saja karena gerah yang nyaris tak tertahankan. Sebuah deruman kuat dari ruang mesin mengiringi guncangan keras pada badan kapal. Rupanya Kapten Shinji Akira menaikkan kecepatan kapal secara maksimal karena berusaha keras menyeimbangkan kapal yang sedang dihantam gelombang besar.

Berkali-kali mesin kapal meraung-raung dengan suara kencang karena Kapten menaikkan dan menurunkan kecepatan kapal secara ekstrim supaya bisa bertahan dari gempuran gelombang dahsyat.

Takada dan anak buahnya di ruang mesin tidak bisa berbuat apa-apa ketika terdengar ledakan keras dari pendingin mesin kapal yang hancur berkeping-keping. Tinggal satu mesin lagi yang masih berfungsi dengan pendingin yang juga tidak normal. Buru-buru Takada meminta salah satu anak buahnya menyalakan mesin cadangan. Kapal itu tidak akan bisa bertahan di cuaca seperti ini dengan hanya mempergunakan satu mesin.

Suhu ruangan mesin naik secara tajam hingga tak tertahankan lagi. Takada memberi isyarat kepada anak buahnya untuk keluar ruangan. Tapi di lambung kapal juga tidak ada bedanya. Satu-satunya jalan hanya dengan mendekat ke bongkahan besar es yang menembus lambung kapal. Suhu dingin es itu pasti akan membantu mereka dalam suhu sepanas ini sambil terus bisa memonitor kamar mesin.

Terjadilah pemandangan yang cukup menggelikan. 6 orang bertubuh kekar berkumpul di samping bongkahan es sembari berkali-kali memegang permukaan es untuk mendinginkan diri sekaligus juga saling berpegangan karena kapal terguncang dengan hebat tanpa henti-henti.

Suasana yang cukup chaos dengan suhu yang sangat panas membuat keenam orang di ruangan itu sama sekali tidak menyadari bongkah es itu mencair perlahan-lahan. Hal itu tidak disadari karena guncangan tinggi badan kapal akibat badai gelombang memang membuat air merembes masuk ke dalam.

Suhu yang sangat panas dari ruang mesin ternyata membuat sumbat es di lambung kapal itu meleleh tanpa disadari oleh 6 orang yang sedang berkutat dengan guncangan kapal dan hawa panas yang luar biasa menyengat.

Alhasil air masuk melalui lubang yang lama kelamaan membesar karena sumbatnya semakin kecil. Keenam orang itu terlambat menyadari sampai akhirnya air menderas masuk ruangan. Kontan keenam orang itu saling berteriak memberi komando agar segera memompa air keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun