Aku harus menjelaskan kepadamu sebelum kau memutuskan mengalungkan tajamnya kesunyian ke leherku yang sedang menjenguk keramaian.
Aku mesti mengatakan kepadamu sebelum kau terlanjur menusukkan jarum euthanasia ke bola mataku yang sedang tekun memandangi geliat asa.
Aku juga selayaknya bercerita kepadamu tentang realita semu sebelum kau menjejalkan separuh imajinasi yang kau peroleh dari rumpun bambu yang menghadirkan sekian banyak sayatan sembilu.
Bahwa aku bukanlah kata-kata seperti yang kau duga....
Aku adalah tanda koma yang memberi jeda pada setiap kata agar tak lagi merundung makna. Aku adalah tanda tanya yang menghentikan kata dari wajah murung seorang kekasih yang dipatahkan hatinya. Aku adalah titik yang mengakhirkan perjalanan kata secara tidak sempurna tapi sudah pasti paripurna.
Jadi, aku memang bukan kata-kata.
Kata-kata hanya bisa dipunyai oleh seseorang yang sanggup melepaskan diri dari kekacauan cuaca di jiwanya.
Jakarta, 6 Nopember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H