Keluarlah bahasa puitis pagi saat serangkaian prosesi embun bunuh diri disayat tajamnya cahaya matahari, diakhiri
; mungkin hari ini kau mati
pergi melangit meninggalkan ruh bumi
tapi esok akan kembali
dalam wujud reinkarnasi
Serpihan hujan sisa semalam masih tergolek sebagai genangan yang diam. Di bawah pokok cemara yang termangu menunggu kedatangan kata-kata dari pagi yang kehilangan percakapan
; barangkali itu yang dinamakan kenangan
diam di antara keramaian
namun gaduh di sela-sela kesepian
Hari dimulai dengan sangat sederhana
diawali oleh pohon kamboja yang meruntuhkan bunga-bunganya
di rerumputan yang sedang khusuk berdoa
di tengah hingar bingar dengung kumbang dan kepak sayap kupu-kupu
saling memburu waktu
mencari rasa manis yang sesungguhnya
di saat dunia hanya menyediakan pahit yang sempurna
Bogor, 27 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H