Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Pulau Neraka Membara)

12 Oktober 2019   22:18 Diperbarui: 12 Oktober 2019   22:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar saja mereka telah berhasil sampai di puncak bukit. Keempatnya berlindung di antara serakan batu-batu besar yang banyak terdapat di sana. Mereka harus mengintai sambil bersembunyi. Jarak dari pulau ini dengan Pulau Neraka tidak terlalu jauh. Hanya dipisahkan oleh selat sempit.

Dan keempatnya terpana!

Apa yang mereka lihat di hadapan sungguh mencengangkan sekaligus mengerikan!

Pulau Neraka sesuai dengan namanya. Nampak terbakar di mana-mana. Api dan lava menjalar nyaris di semua permukaan pulau. Gunung berapi yang berada di tengah pulau tak henti-hentinya menyemburkan asap, api, juga melontarkan batu-batu besar dan kecil. Gunung itu sedang pada puncak erupsi!

Ran meraih binokulernya karena dari jauh terlihat ada aktifitas di pelabuhan yang belum termakan api. Cindy!

Ran melihat Cindy diapit oleh beberapa orang Pasukan Kematian menaiki sebuah kapal besar yang di lambungnya terlihat tulisan yang juga sangat besar; Bio Research Mother Ship. Di belakangnya nampak berturut-turut Sandra, seorang lelaki kurus tinggi yang sepertinya orang penting, dan terakhir Bidadari Kematian!

Sambil membisikkan nama Cindy, Ran memberi isyarat kepada teman-temannya agar bergantian menggunakan binokuler.

Ben, Tet, dan Rabat nyaris bersorak melihat Cindy masih hidup dan baik-baik saja. Tapi kenapa Cindy terlihat begitu penurut? Dan, raut mukanya itu? Kenapa nampak kosong dan hampa? Seolah tidak punya kemauan sedikitpun. Sama persis dengan raut muka Bidadari Kematian yang menaiki tangga kapal paling belakang.

Keempat orang itu terus memperhatikan saat kapal yang sangat besar itu bergerak memutar haluan menjauhi Pulau Neraka, lalu dengan kecepatan yang sangat tinggi membelah permukaan lautan menuju ke arah utara.

Begitu kapal sudah berada cukup jauh dari pulau dan juga dari jangkauan binokuler Ran, bersamaan dengan itu pula terdengar ledakan teramat dahsyat dari tengah pulau. Gunung berapi itu mengalami puncak erupsinya yang menghancurkan tidak hanya kepundan, namun lebih dari separuh badan gunungnya runtuh dengan cepat.

Terdengar satu ledakan lagi yang juga langsung menyebabkan getaran hebat di pulau tempat Ran dan kawan-kawan sedang mengintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun