Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penjelajah Masa Lalu (Episode 3, Candi Laut Selatan)

19 September 2019   23:06 Diperbarui: 19 September 2019   23:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian yang begitu cepat dan tak terduga itu kontan saja membuat Raja, Raka dan Bima pucat bukan alang kepalang! Keanehan apa yang sedang terjadi sehingga Dewi bisa hilang di depan mata mereka tanpa diketahui.

"Raja, kita sesungguhnya sedang terlibat dengan apa?" Raka berkata lirih seolah bertanya kepada dirinya sendiri.

"Tenanglah Raka, candi misterius ini ingin mengungkapkan rahasianya yang telah terkubur selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Aku tidak paham apa yang sedang berlaku, tapi aku sangat yakin Dara dan Dewi baik-baik saja," Raja berkata dengan penuh keyakinan. Diapun sedang menguatkan dirinya sendiri dengan berkata begitu.

Bima hanya diam. Lelaki bertubuh tinggi besar yang nyalinya biasa tinggi ini kelihatan shock dengan kejadian baru saja. Dia melihat dengan mata kepala sendiri Dewi merangkak di belakang Raja dan di depan Raka. Dia orang terakhir.

Namun tiba-tiba Dewi lenyap begitu saja! Jadi siapa yang tadi di belakang Raja? Bima bergidik. Apalagi kalau teringat kepada dua perempuan mengerikan yang mereka temui sebelum mereka tergesa-gesa memasuki lorong sempit sebelah kanan itu.

Keheningan itu akhirnya dipecahkan oleh suara tegas Raja.

"Kita harus terus berjalan teman-teman. Kita tidak mungkin kembali. Dua perempuan mengerikan di belakang kita tadi pasti akan mencegah kita melakukannya. Mereka sengaja menggiring kita ke sini."

Kedua temannya hanya mengangguk pasrah.

Raja memimpin teman-temannya menyusuri lorong yang ternyata makin lama makin masuk ke dalam bumi. Berliku-liku seakan tak ada habisnya. Oksigen semakin menipis, akibatnya mereka bertiga mulai tersengal-sengal. Dada terasa sesak nyaris kehabisan nafas.

Saat keputusasaan mulai menyerang mereka bertiga, mendadak muncul cahaya samar di depan. Tidak jauh lagi. Ketiganya menguatkan diri.

Begitu sampai di sebuah ruangan cukup besar yang terangnya seakan disirami oleh cahaya dari mana-mana, Raja, Raka dan Bima menjatuhkan tubuh yang hampir sampai pada batas kekuatannya. Perlahan-lahan pernafasan mereka kembali normal. Rongga dada kembali lapang. Ketiganya menarik nafas lega sepanjang-panjangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun