Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pemangsa yang Sempurna

14 Agustus 2019   06:59 Diperbarui: 14 Agustus 2019   06:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

setangkai pagi, mekar dengan sendirinya
di sebuah kota hiruk pikuk
dengan para penghuninya yang kikuk
berlomba-lomba
menaiki tangga kereta, membuka tingkap bus kota
membelah bermulanya keramaian
namun kehilangan semua percakapan
hanya nampak rencana-rencana bersliweran
di mata mereka yang kehilangan tatapan

kota adalah makhluk murka yang tak mengenal tata krama
semua ditimbang menggunakan neraca
jual-beli, untung rugi
tanpa tawar menawar lagi

bagi orang-orang proletar
hidup di kota adalah bernafas dengan halilintar
selalu membuat hati gentar, tubuh gemetar
apakah akan hangus terbakar
atau terhindar dengan cara memasang muka sabar
mengelus dada dan berkata
; ini hanyalah sebuah prakata sederhana
dari keseluruhan buku yang harus dibaca
bertahan bukanlah pilihan
namun jelas-jelas sebuah keharusan

kota adalah predator yang sempurna
bagi mereka yang merasa dirinya mangsa
kota juga adalah lubang raksasa
yang akan menelan segalanya
bagi mereka yang mudah putus asa
namun sesungguhnya kota juga adalah ulama
yang mengajarkan banyak filosofi
bagaimana meraih mimpi
tanpa harus membunuh dirinya sendiri

Jakarta, 14 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun