Kalaupun datang, kita masih sempat untuk mencegat mereka di perjalanan. Â Ha ha ha...kita buat Galuh Pakuan kesakitan, kita buat banjir darah pesisir selatan jika mereka datang....haaahhh!...."
Raja Iblis mendadak terhenti tertawanya. Â Tangannya dikebutkan ke arah batu karang tempat Putri Anjani bersembunyi.Â
"Dhaaaarrrrr...."
Pecahan batu berhamburan saat pukulan si Raja Iblis mengenai pinggiran batu. Â Pukulan yang dahsyat bukan main. Â Untungnya Putri Anjani sempat melompat keluar terlebih dahulu sebelum pukulan mengenai batu. Â Jika tidak, bisa saja dia terkena pecahan batu yang melesat kemana-mana. Â Gadis ini berlari ke arah orang-orang Lawa Agung sambil setengah menyeret Arya Dahana yang masih setengah tertidur.Â
Hati gadis ini luar biasa jengkel. Â Raja Iblis tadi bisa mencium keberadaan mereka karena Arya Dahana mendengkur!
Raja Iblis Nusakambangan dan kawan-kawan menatap lekat lekat Putri Anjani yang datang sambil menyeret Arya Dahana. Â Pemuda ini awalnya agak kebingungan saat Putri Anjani menyeretnya dengan kasar. Â Dia masih ngantuk sekali. Â Tapi setelah melihat mereka ternyata berhadapan dengan para gegedug Lawa Agung, kontan saja pemuda ini terbangun sepenuhnya.
"Hmmmm....lagi-lagi kalian. Â Mata-mata Galuh Pakuan! Â Kobra...Hulubalang...Nini...ayo kita habisi mereka sebelum mereka melarikan diri!"
Raja Iblis Nusakambangan berteriak marah sembari bersiap menyerang.
Putri Anjani mengangkat tangannya untuk mencegah mereka menyerang.
"Tunggu dulu Iblis! Â Aku kesini tidak bermaksud jahat. Â Aku justru hendak menghadap Panglima Kelelawar untuk menawarkan kerjasama. Â Kalian hendak menyerang benteng terdepan Galuh Pakuan...aku tak lagi peduli! Â Ijinkan aku menemui Panglima Kelelawar. Â Aku akan jelaskan semuanya."
Raja Iblis menahan serangannya. Â Ini berita baru. Â Putri dari Laksamana Utara ini adalah salah satu pimpinan tingkat tinggi dari Garda Kujang kerajaan Galuh Pakuan. Â Sekarang menawarkan kerjasama? Â