Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia Serigala

11 Maret 2019   12:45 Diperbarui: 11 Maret 2019   13:13 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanda nampak memegangi lehernya yang bergelimang darah. Masih hidup. Sementara di sampingnya berdiri tegak sesosok makhluk mengerikan berkepala serigala dengan tubuh manusia yang nampak termangu-mangu. Dari taringnya bertetesan darah segar Wanda. Terdengar bisikan lirih dari bibirnya yang bergetar.

"Maafkan aku Pak Paijo. Maafkan aku Wanda. Aku tidak bisa mengendalikan perubahan pertama diriku setelah digigit manusia serigala 3 bulan yang lalu."

Sambil menahan kengerian tapi sekaligus tak bisa menahan kemarahan, orang-orang desa menyerbu manusia serigala itu.

Si manusia serigala sama sekali tidak berusaha melawan atau melarikan diri. Pasrah saja saat dirajam oleh senjata tajam dan pukulan kayu. Dan akhirnya tubuhnya tergeletak tak berdaya menuju kematiannya.

Orang-orang dari segala arah berduyun-duyun datang. Suara teriakan Wanda di malam yang sunyi itu terdengar hingga kejauhan. Mereka mengerubungi Wanda yang pingsan dan manusia serigala yang mati.

Kejadian berikutnya semakin menghebohkan! Mayat manusia serigala yang telah mati itu perlahan-lahan berubah ke bentuknya semula sebagai manusia. Bramasto!

----

Wanda nampak sangat trauma diobati lehernya yang terluka di rumah kepala desa. Sementara warga memutuskan untuk membakar mayat Bramasto di halaman balai desa. Mereka takut mayat itu akan bangkit lagi karena isunya manusia serigala tak bisa mati.

Di dalam rumah kepala desa, Wanda dikerubungi oleh Mira, Vera dan Maming yang berusaha menghibur.  Shinta memutuskan untuk tidak keluar kamar, sedangkan Rama masih di luar bergabung dengan warga yang sedang membakar mayat Bramasto.

Mereka benar-benar shock terhadap peristiwa yang terjadi. Sama sekali tak disangka Bramasto adalah manusia serigala yang selama ini meneror desa. Benar-benar kejutan tak menyenangkan!

Wanda masih terisak-isak saat satu jeritan menyeramkan kembali terdengar dari dalam kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun