Ketika hati terlalu jauh dihanyutkan kesakitan akan sunyi, lebih baik jika ruang-ruangnya mulai dianestesi.
Urat syaraf di kepala membentuk simpul-simpul perjalanannya sendiri. Mulai dari ilusi, halusinasi, hingga persepsi.
Seringkali kita membentuk ilusi pada kisah-kisah yang coba direka saat berhadapan dengan kenyataan yang menyakitkan hati. Seperti seorang pelaut yang berlayar di tengah lautan bergelora lalu membentuk ilusi sederhana tentang telaga yang tenang dan menyenangkan pikiran.
Terkadang kita berhalusinasi kepada hal-hal yang mustahil kita temui pada saat menjumpai perkara-perkara yang memerahkan mata, menggaduhi gendang telinga, atau mengoyak lembaran jiwa. Seperti seorang perantau yang menusukkan duri kaktus ke lengannya untuk memastikan oase di depannya bukan fatamorgana semata.
Kita juga mudah jatuh dalam persepsi yang lintang pukang begitu menemui kesulitan bagaimana menerjemahkan kerumitan. Seperti seorang pecinta yang menenggak tuak sebanyak-banyaknya agar bisa melupakan kepahitan cinta.
Bogor, 26 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H