Dari segenggam tanah yang kau gali setelah menguburkan ari-ari yang kau harapkan jadi penjaga atas tingkah polah anak-anakmu, kau melumurinya dengan doa-doa yang mengangkasa mencari Tuhannya.
;itu namanya harapan
Dari secuil harapan yang kau kunci rapat-rapat dalam peti dan kelak akan kau buka sebagai pengharapan terakhir ketika kau merasa hidupmu akan berakhir, kau membasahinya dengan keyakinan yang menerbangi udara menuju Tuhannya.
;itu namanya keadilan
Dari bertubi-tubi kerja keras yang kau lakukan di saat matahari mengeluarkan sengatnya yang paling berapi, kau mencari perlindungan dengan menyebut berulangkali nama Tuhan.
;ini dinamakan penghambaan
Dari kericuhan dan kekacauan yang sengaja atau tanpa niatan ternyata kau lakukan ketika kau menceburi dangkal-dalamnya danau kehidupan, kau menangkupkan kedua tangan sambal memandang sekeliling berharap menemukan Tuhan.
;ini dinamakan mohon pengampunan
Dari segala macam perihal buruk dan perilaku teruk yang terlanjur kau kunyah dan telan sebelum liang lahat ganti menelan dan mengunyahmu, kau bercakap-cakap dengan murung bersama malaikat yang wajahnya jauh lebih mendung.
;ini lah yang disebut sebagai penyesalan
Semua adalah segmen dari drama sesungguhnya yang kita jalani tanpa skenario yang dirancang atau direncanakan secara sengaja.
Kita berada di dalamnya, menjalaninya, tapi tidak sadar bahwa kita sedang memainkan fragmen demi fragmen secara membabi buta.
Bogor, 26 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H