Hari demi hari dilahirkan dengan begitu tajam
kita menyangka akan selalu berhadapan dengan luka
Pertemuan demi pertemuan berusaha menghindari perpisahan
kita menduga pada awalnya, tapi tak ingat seperti apa kelak akhirannya
Perpisahan demi perpisahan memproduksi masal air mata
kita mengira itu adalah bagian laik dari semua perkara yang pelik
Kerumitan demi kerumitan berjajar di etalase pikiran yang harus dibeli
kita percaya bahwa itu semua adalah fase yang mesti dijalani
Drama demi drama mengeskpose diri kita pada ketelanjangan
kita yakini tak mengapa jika itu memang skenario yang mau tak mau diperankan
kita berusaha berlaku sama, pada setiap hari yang berbeda
agar hari memperlakukan kita seperti anak-anaknya
kita lupa bahwa kita sedang menaiki zaman tanpa pelana
kita juga lupa bahwa zaman tak bisa berlaku seperti orang tua
zaman adalah pengadilan tanpa jaksa
kita akan selalu dituntut tanpa diri sanggup membela
Bogor, 21 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H