Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

18 Januari 2019   07:08 Diperbarui: 18 Januari 2019   07:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri Anjani berpaling kepada Arya Dahana.  Pemuda itu terlihat dengan tenang sedang membuat jalinan tali kecil panjang dari kulit kayu dengan menggunakan ranting kecil.  Disambung sambungnya dengan teliti sampai akhirnya mendapatkan tali yang cukup panjang.  Dipasangnya sebuah kait dari besi yang selalu dibawanya kemana mana.  Jadilah sebuah alat pancing.

Mulailah pemuda dari Blambangan ini melempar pancing ke laut dengan menggunakan umpan seadanya......dari buah maja.  Putri Anjani hampir saja mengeluarkan olok olok melihat umpan yang aneh bin ajaib itu. 

Sebelum keluar kata kata olokan dari bibir mungil itu, mendadak Arya Dahana menyentak tali pancingnya.  Seekor ikan yang cukup besar melayang ke udara.  Buru buru Putri Anjani menyambar ikan yang mendarat di kayu, takut kecemplung ke laut lagi.  

Waaahhh... ini ikan karang yang cukup besar dan terkenal enak. 

Dua tiga kali Arya Dahana berhasil mendapatkan ikan yang serupa dengan pancingnya yang sederhana.  Pemuda ini menggunakan ranting kayu kecil untuk membersihkan ikan-ikan itu.  Setelah itu dia membuat api dan mulai membakar ikan di atas perahu aneh mereka.  Tanpa menggunakan bumbu apapun, makan malam mereka yang dibasahi air hujan terasa sangat nikmat sekali. 

Untungnya hujan tidak berlangsung lama.  Sehingga tengah malam hingga pagi, sepasang muda mudi ini bisa beristirahat dengan lebih tenang. Mereka sama sekali tidak sadar, kayu besar yang mereka tumpangi sudah hanyut begitu jauh dan terbawa arus ke arah barat. 

Laut selatan memang sangat jauh berbeda dibandingkan laut utara.  Arus di sini jauh lebih kencang dan lautannya banyak menyimpan misteri yang luar biasa.  Karena itu kayu maja yang sangat besar itu dalam sehari semalam sudah terbawa jauh ke barat.  

Putri Anjani yang mahir sekali di laut dan punya pengetahuan yang baik tentang lautan, memperhatikan perubahan itu saat terbangun keesokan harinya. 

Mereka sudah sangat jauh dari Ngobaran.  Arus yang sangat kencang ini bisa membawa mereka hingga ke samudera tak berujung di selatan pulau Percha.  Dan itu berbahaya.  Mereka sanggup bertahan hidup dengan keahlian Arya Dahana menangkap ikan.  

Tapi air yang mereka butuhkan dan saat ini tercukupi oleh buah maja, bisa jadi akan membuat mereka dalam bahaya jika buah itu habis.

Sambil terus memperhatikan arus laut dan langit pagi yang masih menyisakan sisa sisa bulan, putri dari laut utara ini mengerutkan alis sejenak, lalu buru buru memanggil Arya Dahana yang mulai asik memancing dan bertengger di atas dahan dahan di ujung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun