Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Reinkarnasi (Bab 25)

1 Januari 2019   10:30 Diperbarui: 1 Januari 2019   10:47 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memastikan tidak ada yang mencurigakan, Gian Carlo mengendap-endap masuk ke bangunan utama yang nampak begitu besar dan mewah.

Tidak ada siapa-siapa di dalam. Ruang tengah itu begitu besar dan lengang. Terdapat 2 pintu ruangan yang tertutup rapat. Gian Carlo mengira-ngira di mana gerangan ruangan yang menyimpan benda-benda pusaka Trah Pakuan.

Intuisinya yang kuat membuat Gian Carlo tidak memasuki yang manapun dari 2 ruangan itu. Dia malah berjalan berjingkat menuju ruang sebuah lukisan besar dan megah yang menggambarkan sebuah relief kerajaan tempo dulu dengan seorang putri sedang menunggang kuda. Gian Carlo mengambil senter kecil khusus dari tas pinggang.

Dengan hati-hati Gian Carlo meneliti setiap detail lukisan menggunakan senter ultraviolet yang dikombinasi dengan infra merah. Cahaya yang dihasilkan akan mampu mendeteksi setiap keganjilan dari sebuah lukisan. Apakah asli atau ada sesuatu yang tersembunyi.

Gian Carlo hampir terpekik saat menemukan sesuatu yang menarik dari lukisan itu. Tepat di mata sebelah kiri putri cantik yang sedang menunggang kuda, cahaya senternya menangkap keganjilan. Mata itu bersinar terang kebiruan. Padahal jika tidak disorot oleh senter, mata itu sama dengan mata lainnya.

Gian Carlo meraih sebuah alat kecil serupa dengan pena. Dia tidak boleh gegabah. Sebuah rahasia yang menyimpan benda pusaka biasanya disertai dengan jebakan mematikan di dalamnya. Dia tidak mau tergesa-gesa. Situasi masih terkendali. Tidak ada orang berkeliaran di dalam rumah utama ini. Wisanggeni mengalihkan perhatian dengan sangat baik.

Dengan ketelitian seorang ahli, Gian Carlo mengarahkan mata pena ke mata yang bersinar dalam lukisan. Seberkas sinar kecil kekuningan keluar dari pena tersebut. Laser berkekuatan tinggi bertemu dengan mata bersinar.

Terdengar letupan kecil disusul suara pintu berat membuka. Gian Carlo tersenyum tipis. Dugaannya benar. Ada sebuah ruang tersembunyi di ruang tengah ini. Lukisan besar itu bergeser dari dinding. Memperlihatkan sebuah pintu kecil yang menganga di hadapannya. Terlihat juga sebuah tangga turun ke ruang bawah tanah. Kembali Gian Carlo tersenyum. Got you!

Tubuhnya yang besar dan tinggi terpaksa harus miring dan menunduk saat memasuki pintu dan menuruni tangga ke kegelapan di bawah sana. Sebuah tempat menyimpan benda yang sangat dicari-cari. Gian Carlo yakin itu. Manuskrip kuno pembuka gerbang waktu yang tak ternilai harganya menunggunya di bawah sana.

-----
Jakarta, 1 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun