Mataku kau sandera
di pagi buta, yang kau sebut sebagai asal muasal romantika
seharusnya aku diam, tapi aku terlanjur geram
aku akan merapal sejumlah mantra, yang baru hari ini dituliskan
entah akan aku tiupkan, atau sekedar aku pamerkan
di pertunjukan sederhana, bagaimana menaklukkan kerumitan
Hatiku yang berbahaya
kau asapi dengan dupa, hingga lumpuh ketajamannya
semestinya aku berang, tapi aku terlanjur diam
menjadi berbahaya tidak selamanya menyenangkan
mudah padam bila hujan
gampang lebam jika dijatuhkan
Rupanya pendulum sedang berputar mata
kali ini hatiku kau sandera, di pusaran yang berbahaya
Pagi memang buta
tapi cinta tak pernah membuta
Lalu apa?
Haruskah aku rabun senja saja?
Jakarta, 28 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H